Setelah mengantar Mirella kekamar, sambil menunggu Mirella mandi, Daniel berbincaglng - bincang dengan orang tuanya. "jadi,,bagaimana rasanya berusaha dinegeri orang?" Tanya papa pada Daneil sambil meminum kopi buatan sang istri. "bagaimanapun ini adalah usaha pertama Daneil, dan ya...lumayan susah, bahkan berlalu - Kali Daneil hampir bangkrut" jawab Daniel.
"kenapa kamu tidak pakai saja yang dari papa,,kan itu uang kamu juga" kata sang mama sambil membelai kepala sang putra yang kini rebahan dipangkuannya. "Bagaimanapun, Daneil seorang suami kan ma,,bukan cuma anak papa mama saja, Daniel harus bisa bertanggung jawab pada istri Daniel, karenanya Daniel tidak ingin terus bergantung pada mama papa" jawab Daneil. "kamu anak kami, papa kerja juga buat kamu, nanti juga semuanya jadi milik kamu" kata papanya lagi. "Daniel ingin merasakan juga, seperti apa yang papa rasakan dulu saat memulai berjuang, Daniel tahu, perusahaan bukan warisan kakek, itu usaha yang papa buat, sebagai bentuk tanggung jawab papa kepada istri dan juga anak papa, yaitu Daniel,,karenanya Daniel juga ingin berusaha sendiri pa" kata Daniel lagi.
"papa berusaha agar anak papa tidak merasakan kesusahan seperti yang papa rasakan dulu,, tapi ternyata,,,anak papa mau berusaha dari nol,,bahkan dinegara orang, papa benar - benar bangga padamu" kata papa lagi. "tapi usaha Daneil belum sebesar punya papa" kata Daneil lagi. " papa berusaha juga butuh waktu yang lama, kamu belum satu tahun usahamu sudah luar biasa" puji sang mama. "mungkin karena Daneil anak mama, jadi Daneil mewarisi kecerdasan mama" jawab Daneil santai. "kalau itu tidak perlu diragukan" bangga mama yang membuat papa mendengus kesal.
"ma...bagaimana kabar ....Mika?"Tanya Daniel ragu. Pasalnya sejak dirinya berangkat menemani Mirella dirinya sudah tidak berhubungan lagi dengan mantan kekasihnya itu. "kenapa kamu bertanya tentang dia?", Tanya mama sewot. "tidak seharusnya kamu tanyakan tentang dia lagi, cukup fokus sama Mira saja" lanjut sang mama.
"ma...Daniel hanya tanya kabar dia saja, lagian terakhir Daniel komunikasi adalah saat dia menemui Daniel dan mengatakan kalau dia sakit, setelahnya Daniel tidak bertemu bahkan menelpon tidak ma" jawab Daniel melunak. "mamamu benar,,kamu jangan menyulut Api kembali, kamu tidak mau kan, apa yang kamu lakukan setahun ini akan Sia - Sia saja" nasehat papa.
"ma,pa, Daniel tidak ada maksud kearah sana, tapi hati Daniel benar - benar tidak Enak rasanya, saat dia mengatakan kalau dia sakit parah, Daniel justru pergi gitu aja tanpa pamit, bukan sebagai kekasih, bahkan sebagai teman yang Daniel lakukan tidaklah layak pa, harusnya Daniel membantunya, dia mengatakan pada Daneil kalau dia sakit, pasti karena dia butuh bantuan Daniel kan" jelas Daniel.
"dia Punya keluarga, kalau dia ada masalah harusnya lari kepada keluarganya, bukan padamu" kata mama tegas. "ma...Mika bukan dari keluarga yang kaya.."penjelasan Daniel terpotong sang mama. " tapi mama tidak melihat itu, saat mama sampai..rumahnya bagus, dia juga Punya Mobil yang mahal, selain itu, barang yang dibawanya juga branded, Gaya hidupnya juga glamor" kata mama sinis.
"mama....papa,,Daniel bertanya tentang Mika, Daniel hanya ingin tahu kabarnya saja tidak lebih" kata Daniel sambil meninggalkan kedua orang tuanya.
"Daniel benar - benar bodoh" umpat mama kesal. "ma...sudahlah mungkin ini tidak seperti yang Kita bayangkan" kata papa menenangkan. "mama tidak akan biarkan wanita itu mendekati anak Kita, tidak Daniel tidak Pula Dani" kata mama penuh tekat. "ma...." Kali ini ucapan sang papa yang terbantah mama. "jangan papa kira mama tidak tahu, bagaimana Selama ini Dani selalu berhubungan dengan wanita itu" kesal mama.
"Dani bilang dia hanya membantunya saja ma, papa sudah tanyakan pada Dani" kata papa sambil berusaha mengengam tangan mama,, namun ditepis oleh mama. "apa papa percaya,,,harusnya papa belajar dari kasus Daniel, wanita itu hanya memanfaatkan anak Kita saja" kata mama kesal.
mama juga papa tidak tahu jikalau Daniel mendengar semua yang mereka katakan. "jadi Mika sama Dani sekarang" gumam Daniel