Papa Daniel masih sangat ingat, kapan Daniel terakhir Kali tersenyum juga tertawa lepas saat bersama mereka. Papa Daniel juga sangat ingat Daniel putranya adalah anak yang begitu manja kepada dirinya juga kepada sang istri.
masih sangat jelas diingatan sang papa saat Daniel kecil yang berusia 5 tahun masuk Taman kanak - kanak. Daniel kecil justru tidak mau turun dari gendongannya dan selalu menangis, karenanya Selama hampir seminggu dirinya tidak kekantor karena sang putra selalu ingin dirinya disekolah.
Bocah kecil yang sangat aktif, jahil, juga sangat pintar itulah Daniel. sang papa masih sangat ingat. bagaimana sang istri selalu mengomel setiap Kali pulang menjemput Daniel disekolah. karena setiap Hari Ada saja ulah Daniel yang membuat anak lain menangis sehingga m mbuat sang istri tidak enak dengan orang tua anak lain.
Namun Daniel tetaplah Daniel....dirinya bukan anak yang nakal, namun rasa ingin tahunya sering Kali membuat anak lain terluka.
sang papa ingat, saat sang istri tidak bisa menjemput Daniel disekolah karena sang mertua sakit, dan dirinya ada rapat yang penting, dengan terpaksa dirinya meminta sopir perusahaan untuk menjemput sang putra dan membawanya ke kantor. Namun selesai dirinya rapat bersama klien, terjadi kekacauan di kantornya, Ada Lima anak buahnya yang terluka. saat ditanya semuanya tidak enak hati karena pelakunya adalah anak Bos mereka sendiri.
saat dirinya melihat sekeliling, ternyata sang putra sedang bersama seketarisnya makan kue coklat. putranya tampak sangat mengemaskan, dengan kue dikedua tangan, dan muka juga baju yang belepot kue. Saat pandangan sang anak bertemu dengannya. Tiba - tiba Daniel kecil berlari dan melemparkan dirinya ke pelukan sang papa. "papa ...Dan kaangen" manja anak itu pada dirinya
MUACH😘😘
Kecupan penuh cinta mendarat dipipi sang papa. semua orang menahan senyum melihat adegan penuh cinta sang bos dengan sang putra. sedang klien dari sang papa tak bisa lagi menahan tawa yang muncul. Jas yang rapi bersih, kini berubah terkena coklat, karena cinta sang putra, bahkan pipi sang papa juga kini terlihat penuh tanda cinta.
"pipi papa manis, Enak...Dan suka...seperti kue ini" kata Daniel kecil sambil kembali mencium sang papa.
"Daniel..." geram sang papa sambil menciumi pipi gembil sang putra dengan gemas. "papa ..udah...jangan cium lagi, nanti mama ndak kebagian pipinya Dan" rengek Daniel sambil kembali memakan kuenya.
"Dan....Daniel...tahu ngak kenapa tante - tante ini jatuh dan terluka?" Tanya sang papa sambil mencium sang putra. "ohw....itu....Dan kan penasaran pa" kata Daniel sambil terus menyuapkan kue ke mulutnya. "karena kamu penasaran jadi mereka jatuh?" Kali ini suara klien sang papa yang bertanya dengan bingung. Daniel kecil memasang muka serius dan menganguk pasti. "iya om,,Dan hanya penasaran aja" kata Daniel semakin imut dengan ekspresi mukanya.
"kamu penasaran kenapa sayang?"Tanya sang papa.
"jadi.....Dan penasaran pa...kalau Dan ikat tali disana apa yang terjadi....lalu Dan minta tali sama paman" ucap Daniel sambil menunjuk seketaris sang papa."ternyata...apa yang terjadi?" Tanya sang papa lagi menahan geram pada rasa penasaran sang anak. " ternyata setelah Dan ikat tali kesana, juga kesana....tante - tante cantik yang lewat pada teriak - teriak....waktu Dan sama paman liat...mereka udah tiduran dilantai" cerita Daniel dengan muka dibuat bingung.
Sang papa juga karyawan yang jatuh melihat seketaris sang papa dengan muka ingin membunuh.
"papa....Dan...suka sama paman,,paman benar - benar pandai main" kata Daniel serius. "memangnya paman tadi main apa aja sama kamu?" Tanya sang papa. "owh...itu rahasia kami" kata Daniel serius.
"Pak Dion...anda memiliki putra yang sangat pandai" kata sang klien dengan senyum penuh arti.
entah kenapa waktu itu sang papa merasa senyum sang klien bukan senyum yang mengenakkan.
Dan entah karena apa, muncul rasa takut dalam hati sang papa entah karena apa, bahkan ketika dirinya melihat senyum diwajah kepala bagian keuangan di kantornya yang pada saat itu ada disana dirinya menjadi semakin memeluk Daniel erat. Dirinya merasa Ada sesuatu yang tidak baik yang akan terjadi karena mereka.
Dengan ketakutan yang tidak mendasar itu. sang papa juga sang mama sepakat untuk membawa seorang anak seumuran Daniel pulang kerumah. Seorang anak laki - laki yang berwajah tampan juga manis, anak itu ramah, juga sangat manis tingkah lakunya. berbeda dengan Daniel yang penuh energi anak ini cenderung kalem,
jika Daniel akan selalu menimbulkan banyak masalah karena rasa penasarannya Karena selalu bereksperimen dengan segala hal diotaknya maka anak ini cenderung pasif dan hanya melihat temannya bermain.
langkah besar ini diambil karena sang papa takut terjadi sesuatu kepada putra tersayangnya Daniel. Penyesalannya adalah saat dirinya membawa Daniel kecil kekantornya. karena pada saat itu dirinya sedang ada masalah dengan saingan bisnisnya.