Daniel tersenyum dengan tingkah mertuanya, meskipun dia sangat ingin menyetrika muka kusut sang mertua, namun ditahannya. Baru saja Daniel mendorong kursi roda Mirella, terdengar suara yang memanggil Mirella. Pada saat mereka berbalik Daniel tak mampu untuk menyembunyikan keterkejutannya. "Bian..." ucap Daniel sambil mendekati dokter yang baru selesai ditemui istri Dan mertuanya. "Daniel,,apa kabar?" Tanya Dr Fabian kepada Daniel.
Melihat pelukan Dr Fabian. juga sang menantu membuat hati Ayah Mirella kesal bukan main. 'Bagaimana mungkin Dokter ini kenalan si kunyuk ini' batin Ayah Mirella sambil menatap Daniel Dan Dr Fabian bergantian. " kamu...ngapain kesini?" Tanya Dr Fabian lagi. "menjemput istriku, Ini...kenalin " ucap Daniel mengenalkannMirella kepada Dr Fabian. "Jadi, Mirella istrimu, dia pasienku juga, aku kira dia belum bersuami karena yang mengantarnya adalah ayahnya,hehe" ucap Dr Fabian sambil tertawa kecil.
"tapi....kenapa istrimu bernama Mirella?" Tanya Dr Fabian penuh rasa heran. Pertanyaan Dr Fabian membuat ketiga orang yang dihadapannya menjadi deg degan tak menentu." memangnya harus siapa namanya?" tanya Ayah Mirella sambil menahan amarahnya. "maaf Pak, bukan begitu maksud Saya, soalnya dulu rasanya pacar Daniel namanya...aduh....siapa ya kok lupa....siapa Niel yang dulu kamu kenalin sama kami?" Tanya Dr Fabian lagi. Daniel terdiam hatinya sangat bimbang apa yang harus ia jawab kepada kawan lamanya ini, sementara tadi dirinya menerima memo dari sang mertua yang sedang memandangnya tajam.
" oh....aku ingat....Mika....ya ...Mika,,,pacarmu Mika kan?" Tanya Daniel lagi. "ohw....itu...dia hanya cerita Masa lalu saja" jawab Daniel sambil tersenyum canggung. Bagaimana dirinya tidak cangung kalau sejak tadi mertuanya terus menatapnya tajam. "Mika itu,,,orangnya seperti apa ya? berambut panjang agak ikal kah?" Tanya Ayah Mirella masuk dipembicaraan Daniel Dan Dr Fabian. Ia yakin wanita yang bersama Daniel adalah orang yang sama yang dibicarakan Dr Fabian. " wah....bapak kenal dia juga?,,, kalau sekarang tidak tahu juga sih Pak, tapi kalau dulu seperti itu, rambut Mika lurus"jawab Dr Fabian.
"papa..Mira capek"ucap Mirella sambil memegang tangan sang Ayah. mendengar putrinya bersuara sang Ayah langsung pamit dan mendorong kursi roda Mirella meninggalkan Daniel Dan Dr Fabian.
Selepas kepergian Mirella Dan ayahnya. Dr Fabian kembali bertanya pada Daniel. "Niel Kita sahabatan, katakan ...apa yang sebenarnya terjadi, kenapa istrimu cacat?Dan kenapa gue ndak kau undang kepernikahanmu?" Tanya Dr Fabian bertanya lagi. Sebelum Daniel menjawab Dr Fabian memanggil suster. "sus, masih Ada pasien lagi kah?" Tanya nya. " tidak dok, yang tadi yang terakhir" jawab suster. " ya sudah, Saya pergi dulu nanti kalau Ada apa - apa hubungi Saya" pesan Dr Fabian kepada suster yang dianguki oleh sang suster.
ketika mereka keluar mereka melihat Mirella bersama sang Ayah masih menunggu. segera Daniel menghampiri mereka. "pa, Daniel titip Mira dulu ya, soalnya bian ngajak Daniel makan siang bentar" kata Daniel. "iya, hati - hati ya" Mirella lah yang menjawab. sang mertua malah mengatakan Hal yang membuat Daniel Makin merasa Tak karuan. " hati - hati tu perut, jangan makan siang terus" ucap sang mertua sambil masuk mobil Dan berlalu.
Daniel dan Dr Fabian duduk dicafe hanya sekedar minum kopi dan mengobrol tentang waktu mereka selama ini. " Niel, gue mau dengar jawabanmu tentang pertanyaan gue tadi" ucap Fabian. Daniel menghela nafas berat. bagaimanapun mereka memang terbiasa saling bercerita dari dulu. karena itulah Ia menjadi bingung antara mau bercerita atau tidak."kalau gue bisa Bantu, pasti gue Bantu " ucap Dr Fabian meyakinkan.