"Hai Ana? Apa Kei sudah bangun?"
Wanita itu menatap Ana yang kebingungan dengan senyuman tersungging di wajahnya.
"Maaf nona, tapi anda siapa?" Tanya Ana kepada wanita cantik dihadapannya, wanita itu tampak tak asing, tapi Ana tidak mengenalnya sama sekali. Ia memiliki rambut berwarna ash grey dengan panjang sebahu, saat ini memakai topi dengan kaos hitam kebesaran yang ditutupi jaket jeans berwana senada dengan celana jeans ketatnya, tidak luput dari pandangannya juga sepatu boots lalu dua koper besar disamping kanan kirinya. Ana tidak bisa jelas melihat wajahnya karena wanita itu menggunakan kacamata hitam.
Apalagi yang membuatnya semakin bingung, wanita itu mengetahui namanya. Bukankah itu menandakan bahwa wanita itu mengenalnya? Tapi kenapa Ana tidak ingat sama sekali?
"Aku tahu kau pasti saat ini sedang bingung, nanti saja ya perkenalannya karena aku sedang kesal sekali. Aish mana pria brengsek itu" ujarnya lalu melangkah masuk begitu saja, Ana yang masih dilanda kebingungan baru tersadar saat wanita itu sudah menghilang naik keatas menuju kamar Kei. Dengan tergesa sembari membawa masuk koper yang masih diluar. Ana masuk kedalam rumah.
Ya Tuhan apa yang dilakukan wanita itu menerobos rumah orang sembari marah-marah. Ana menaiki tangga dengan cepat matanya membulat melihat wanita itu menggedor pintu kamar Kei dengan keras.
"KEI BUKA PINTUNYA BANGUN SIALAN!!!!!!!"
Ana mendekat mencoba menarik wanita itu dan menenangkannya. Sebenarnya siapa dia, kenapa berani sekali bertindak seperti itu, apa wanita itu mantan kekasih Kei? Demi Tuhan, Ana takut sekali Kei marah dengannya karena membiarkan wanita itu masuk tanpa izin lalu membuat keonaran.
"Nona tolong hentikan!! Jangan membuat keonaran disini!!"
"Tenang saja Ana, aku biasa melakukan ini. KEI KELUAR!!!!!"
Kei yang mendengar keributan dari dalam kamarnya mendecak kesal, rasanya Kei baru saja terlelap beberapa jam yang lalu, tapi tidur nyenyaknya terenggut begitu saja dengan sangat cepat. ia tahu suara siapa yang berteriak sejak tadi. Maka ia segera melirik jam dan menggeram kesal.
"Shit!! pantas saja wanita gila itu ngamuk" dengan malas Kei menyeret kakinya membuka pintu kamarnya, suara wanita itu masih nyaring terdengar.
Saat pintu terbuka suara lengkingan itu terhenti tergatikan dengan pukulan-pukulan yang bersarang pada tubuh Kei. Ana benar-benar tak habis pikir dengan apa yang ia lihat. Lagi ia mencoba menarik jauh wanita itu dari Kei. Ana Mengunci tangannya agar ia tak lepas dari dekapannya.
"Terimakasih Ana, wanita gila itu memang harus di tahan"
"Gila?" Ana bertanya dengan wajah bingung dilihat dari penampilannya wanita itu jauh dari kesan gila.
"Brengsek Kei, jaga mulutmu!!!"
"Kau yang harus menjaga mulutmu Mona!!! Semenjak tinggal di London kau semakin liar saja" Kening Ana semakin mengerut mendengar nama itu, seperti pernah mendengarnya tapi dimana ya. Lama berpikir akhirnya Ana menydari.
"Oh Tuhan kamu Mona adiknya Kei. Maaf, aku tidak bermaksud bersikap kasar padamu...." Ucap Ana melepas dekapannya. Mona tersenyum manis melupakan kekesalannya menatap Ana yang begitu gugup.
"Tenang saja Ana, tidak perlu minta maaf, Nita jauh lebih buruk memperlakukanku. Aku bahkan pernah dijambaknya. Wanita gila itu sangat bar-bar"
"Mona!!!! Sudah kukatakan jaga mulutmu!!" Kata Kei menatap tajam adiknya yang dibalas tak kalah tajam dari Mona. Ana merasakan atmosfir yang tidak enak dirumah ini karena perselisihan sengit dua orang dihadapannya.
Hingga akhirnya Mona memutar bola matanya, malas menanggapi Kei yang sedang dimabuk asmara, otaknya menjadi begitu dangkal jika menyangkut wanita itu. Mona jelas sekali membenci Nita.
"Ya... ya.... terus saja membela kekasih tak jelasmu itu" Ana tersentak mendengar itu, kenapa Mona berbicara begitu, apa Mona tahu perihal pernikahan kontraknya. Menyadari Ana yang terkejut karena ucapannya, Mona segera menjelaskan bahwa benar ia mengetahui pernikahan kontrak antara Ana dan Kei
"Kau tidak perlu takut ketahuan Ana. Justru aku yang menyarankan lelaki bodoh ini melakukan nikah kontrak." Jelas Mona. Ah jadi Ini semua karena ide Mona, pantas saja wanita itu mengenal Ana.
"Kenapa kau disini, tidak langsung kerumah ibu dan ayah?" Tanya Kei pada Mona yang langsung saja mendapat pukul pada lengannya yang berotot.
"Menurutmu kenapa bodoh? Aku memintamu menjemputku di bandara dan kau membuatku menunggu selama satu jam!!!! Dan apa yang kulihat, ternyata sedang enak-enakan tidur"
"Maafkan aku, aku bangun kesiangan karena terjadi sesuatu tadi malam" Kei menggaruk tengkuknya yang tak gatal sedangkan wajah Ana tanpa izin berubah semerah tomat karena mendengar kalimatnya dan hanya Kei yang mengetahui alasan wajah Ana. Kedua alis Mona menyatu tanda bingung.
"Terjadi apa?"
"Sesuatu yang menyenangkan" Kei menyeringai sembari menatap Ana penuh minat, ditatap seperti itu Ana memalingkan wajahnya. Mona tidak bodoh dari meronanya wajah Ana, dan tatapan menjijikan Kei terhadap Ana. Mona sudah menduga apa yang terjadi tadi malam, yang sebenarnya lebih tepat dibilang dini hari.
"Kau benar-benar berengsek Kei" Kei menarik pipi Mona gemas. Mulut adiknya benar-benar harus di ajari.
"Apakah harus kuberi pelajaran lagi mengenai bicara sopan santun adik kecil? Tunggulah sebentar diruang tamu, aku akan mandi sebentar setelahnya akan kuantar kerumah ibu" Mona mengangguk lalu menarik Ana menuju ruang tamu.
🌹🌹
Ana meletakkan secangkir teh dimeja lalu duduk disofa samping Mona. Ternyata Ana baru menyadari Mona memiliki mata yang sama dengan Kei, kalau saja tadi ia membuka kacamatanya mungkin sejak awal Ana bisa menyadari siapa Mona sebenarnya. Mona meminum teh yang dibuat Ana lalu menatap Ana
"Kau jauh lebih cantik dari foto yang Kei kirim" puji Mona mengakui kecantikan kakak iparnya. Begitu cantik meski tanpa make up sekalipun.
"Te-terimakasih Mona. Jadi Kei mengirim fotoku?" Tanya Ana penasaran
"Bukan hanya fotomu tapi juga profilmu. Aku tahu semuanya tentangmu, aku senang Kei menemukan wanita baik-baik sepertimu" jelas Mona lalu menggenggam tangan Ana. Jujur saja Ana bingung, keningnya mengerut tak paham dengan kalimat yang dilontarkan Mona. Profil apa yang dimaksud Mona?
Mona tampak menghela nafasnya pelan.
"Sebelumnya aku minta maaf Ana, sebagai sesama wanita aku telah menyarankan hal gila pada Kei untuk mencari istri sewaan. Bukan berarti aku tidak menghargaimu sebagai wanita tapi ini semua kulakukan demi Kei sendiri kakak ku" Ana semakin bingung dibuatnya.
"Aku tak paham Mona. Sejujurnya aku tidak masalah, karena sebenarnya aku merasa diuntungkan adanya hal ini. Maksudku jika kamu benar mengetahuinya tapi aku memang membutuhkan uang untuk adiku. Berkat idemu juga secara tak langsung kamu telah menolong adikku. Aku tahu aku telah menjual diriku sendiri jadi tidak masalah Mona, kamu tidak perlu minta maaf" Ana tersenyum begitu tulus dan merasakan genggaman tangan Mona semakin mengerat. Mona menatap Ana sendu.
"Tidak jangan berkata seperti itu, kau tidak seburuk itu Ana. Kau tahu Kei selalu didesak ibu untuk menikah, tapi seperti yang kau tahu Kei sangat mencintai Nita. Aku dan ibu jujur saja tak menyukainya. Perempuan itu sungguh licik dan hanya menginginkan harta Kei...."
Mona menjeda ucapannya, menghela nafas lalu menyelipkan rambutnya dibalik telinga.
"Jadi aku menyarankan hal gila agar ia menikah kontrak dengan wanita lain. Berharap ia bisa melepaskan Nita dan beruntungnya Kei bertemu denganmu. Pertama kali aku melihat fotomu dan membaca profilmu. Aku tahu kau wanita baik dan cocok untuk Kei. Jadi Ana aku ingin minta tolong padamu. Maukah kau menolongku?"
"Tolong? Tentu saja kalian sudah sangat baik padaku. Aku akan menolongmu semampuku" Mona tersenyum begitu senang mendengar jawaban kakak iparnya yang memuaskan hatinya.
"Kalau begitu, tolong anggap tidak ada surat kontrak itu Ana. Cintai Kei seperti istri mencintai suaminya. Tolong buat Kei jatuh cinta padamu" Tubuh Ana membeku, Ana sukses dibuat melongo akibat penuturan Mona barusan, apa yang baru saja didengarnya itu terdengar mustahil, bagaimana ini apa yang harus Ana jawab? Disatu sisi ia sudah terlanjur mengatakan akan menolong, disisi lain Ana sangat tahu betapa Kei mencintai Nita. Ana tidak tahu apa Kei bisa jatuh cinta padanya? Sedangkan perasaan Ana sendiri tidak ia ketahui apakah ia mencintai Kei atau tidak?
Gimana nih? Ana udah dapet restu 😂😂😂
Yang kemarin ngira Nita. Ayo minta maaf udah berprasangka buruk sama Nita. 😅😅
Happy reading 🌹🌹