aku merasakan kehangatan di sekitar tubuhku, rasanya seperti berjemur di pantai, selimut yang seperti sinar matahari ,menghanggatkan, angin dari kipas angin menyejukan suasana, dan akhirnya ada suara yang menjengkelkan.
"ayah....."
ayah, siapa yang dia maksud, suaranya berisik, membuat telingaku sakit.
"ayah.. "
berisik, anak siapa sih ini, pasti anak bibi yu, dia itu selalu membawa anaknya ketika kesini, eh.. tunggu dulu, aku kan sudah meninggalkan kerajaan.
"ayah.."
ketika aku membuka mataku sesosok anak kecil.. bukan...gadis kecil... berambut merah menatapku..
(siapa ini..?)
gadis itu memamerkan senyum manis, dan 3 detik kemudiab pergi begitu saja.
aku duduk dan melihat ke sekitar, kasur besar dan mewah, ada banyak boneka panda yang mengitari kasur, dinding penuh bingkai foto, dan ketika aku mendekati foto itu, foto gadis kecil itu bergandengan tangan dengan seorang wanita.wajahnya sepertinya orang yang aku kenal,
"akhirnya kau bangun juga..,suamiku.."
seketika jantungku berdetak kencang, seperti genderang mau perang, keringat dingin membasahi punggung ku, dan ketika aku membalikkan badan, sosok itu muncul, orang yang telah menusuk ku.
"selamat pagi, segan"
suara itu, senyuman itu, tidak pernah berubah, selalu ada hal yang di sembunyikan.
"apa yang kau sembunyikan, apa yang kau inginkan dari ku?"
fitri menghela nafas sembari duduk di atas kasur
" duduklah akan kuceritakan semuanya"
aku berjalan dan mengambil salah satu foto membawanya sebagai senjata terakhir.
ketika aku duduk dia bercerita panjang lebar
" dan begitulah ceritaku.. aku ingin kamu menjadi suamiku, segan"
aku tidak bisa berfikir ketika keadaan ku seperti fitri, kejamnya dunia bagi seorang wanita, sendiri mengurus anak kecil.
aku mengusap air mata fitri dan memegang pipinya.
"baiklah aku akan menjadi suamimu."
aku akan menolong fitri, mengurangi beban di pundaknya.
fitri memegang tanganku, "aku tau kamu akan percaya padaku, dan aku minta maaf karena aku sudah menusuk mu.."
"aku sudah memaafkanmu"
fitri mendekatkan tangan ku kebibirnya, mencium dan tersenyum, bukan senyum palsu, tapi senyum kebahagiaan karena lebih lebar dari biasanya.
"aku sudah membuat sarapan, ayo kita makan."
fitri memegang tanganku sambil berjalan, menaiki lift, sampai di lantai dua, fitri membuka pintu.
ada tiga kursi mengitari meja makan , banyak makanan yang di sajikan, sate kambing, sate ayam, es krim, roti dan daging sapi, dan ada minuman berwarna merah, mungkin itu teh, dan paling aku sukai telur mata sapi.
akupun duduk di depan kursinya fitri, mengambil telur mata sapi dan memakannya.
"kamu tidak pernah berubah selalu saja rakus bila ada makanan itu.. coba sekali-kali makan daging dan gunakanlah sendok dan garpu.
"apa yang kau bicarakan.. apa kau tak pernah mendengar julukanku.. ?."
"aku tau julukan mu.. raja tak punya malu, raja cerewet, raja pecundang,", fitri diam sebentar ," aku rasa semuanya bohong, ternyata benar."
"kau benar sebagian besar..." aku melihat ke kursi kosong, ukuran kursi pas untuk anak-anak, ada gambar panda, di depan kursi itu tidak ada makanan, hanya ada gelas minuman berwarna merah, teh melati pikirku.
"anak kecil yang membangunkanku, siapa dia..?
"dia anak darah daging ku, namanya tsu segan"
aku tersedak... dan cepat-cepat meminum air
"kenapa kamu menggunakan namaku untuk nama keluarga.. bukan kah lebih baik nama dari keluargamu... nama dari raja.. kumala..
iya.. kenapa bukan kumala..?"
aku belum memberitahukan ayahku.. tentang
tsu dan hanya kamu yang bisa aku percaya..."
fitri memandangku dengan tatapan tajam, memainkan pisau dengan lidahnya.
"baiklah aku mengerti" aku menjawab ini karena aku takut apa yang harus aku lakukan apa aku harus kabur.
"apa kau ingin kabur.. ,suamiku..?"
"kenapa kau tau.."
tiba-tiba pisau melayang kearah ku.. menggores telinga dan menancap di samping telinga kanan ku, darah keluar, menetes.
tubuhku tidak bisa bergerak, keringat dingin membasahi punggungku.
"kamu bodoh, aku sudah mengambil semua chakra mu, jadi kamu hanyalah manusia biasa. hanya anak kucing yang tidak bisa apa-apa.
tiba-tiba fitri ada di depan ku, memegang pisau yang dia lempar.menggeser pisau tanpa mencaputnya, mendekati leherku, menggores leherku, darah menetes, menetes semakin cepat dan kemudian.
door..!!