akhirnya malaikat kecil ku sudah tiba, ia berdiri di depan pintu, wajahnya sedang memproses apa yang ada di depan matanya, dan ini kesempatan ku.
aku berlari menjauhi fitri, meningggalkan jejak darah di lantai, hanya untuk mendekati malaikat kecil itu dan memeluknya.
malaikat kecil itu hanya diam ketika aku peluk, aku pernah melihat tatapan tsu, wajah ketika aku melihat ke dua orang tersayangku di bunuh di depan mataku, wajah ketakutan yang di selimuti tidak percayaan dengan apa yang dilihatnya.
"ayah di sini tsu.. semuanya akan baik- baik saja.. karena kamu tidak sendirian.. aku berjanji.."
tsu hanya diam, detak jantungnya kembali normal,dan aku mendekatkan bibirku ke keningnya.
nampak di wajah tsu senyuman kepuasan.
"janji..?" tsu menunjukkan jari kelingking.
"janji" aku tanpa ragu menunjukkan jari kelingkingku.