"Ayah, aku akan membawamu pada putrimu. Tapi ada satu syarat yang harus anda pegang sebelum bertemu mata dengannya," ujar Mahendra.
"Apa itu?" gerakan tangan memutar tatah berhenti, ayah Lesmana menaruh perhatian penuh pada menantunya.
"Tutup mata anda dari kekecewaan serta rasa sesal, dan berjanjilah untuk tetap tegar saat melihat keadaan putri anda, Ayah," Mahendra memberanikan diri mengucapkan kalimat permintaan ini.
"Kau pikir aku anak muda, sampai-sampai perlu mendapatkan pesan seperti ini?," Mahendra mendapat tatapan kardinal dari mertuanya, seiring dengan kalimat ini terucap oleh Lesmana.
Mengacuhkan tatapan yang membuatnya sedikit tak jenak, dia meyakinkan sang ayah, "Yang aku katakan bukan main-main, ayah,"
Ketika tak mendapati kebohongan dari mata Mahendra, Lesmana terdiam sesaat sebelum kembali berujar, "Apakah menurutmu, aku akan syok melihat putriku?"
"Mungkin saja," dia tak mau menutupi.