"Em.. Hendra kunci apa ini? Terjatuh dari saku mu".
Deg!
"Oh tidak ada yang penting, berikan pada ku". Hendra memandangi kunci dengan serius dan segera menyerobot tangkas dari tangan Aruna.
"Hai Aruna, sekarang aku punya cara untuk tidur dan berbaring bersama mu".
"Maksudnya?".
"Ya.. Kau tidak perlu lagi menunggu ku tertidur dahulu, baru bisa berbaring?".
"Memangnya selama ini kamu benar-benar tidak bisa tidur dan berbaring bersama orang lain?". Aruna merasa penyataan Hendra, begitu sulit di pahami. Seperti informasi penting, padahal dia sedang membicarakan perilaku sederhana.
Hendra terdiam.
Dia mengalihkan pembicaraan.
"Ayo kita pasang baju-baju mu pada almari display". Hendra mencoba membawa kumpulan midi dress dan memeluknya. Dan Aruna ikut-ikutan.
"Kau bawa aksesorisnya atau yang lain.. jangan bawa terlalu banyak".
"Tenang saja aku sudah terbiasa bekerja tangguh seperti ini". Surat Ajaib lebih ekstrim.