Seperti yang disebutkan Mahendra, dua orang perempuan datang ke rumah ayah Lesmana. Mobil sudah siap di pelataran, tatkala salah seorang dari ajudan tersebut mengatakan, "Oma Sukma merengek ingin ikut kesini,".
Aruna tersenyum mendengarnya. Sudah dapat dipastikan, perempuan paruh baya yang masih ayu tersebut pasti merindukan cicit di dalam perutnya, bukan dirinya.
Tatkala manik mata coklat menangkap sebuah kotak bersusun, benda tersebut tak lain dan tak bukan adalah makanan buatan oma Sukma, dan Aruna berujar, "Bagus lah. Kita tidak perlu mencari oleh-oleh, Dhea sudah mendapatkannya," dan dengan demikian, mobil melaju membawa mereka menuju rumah sahabatnya tersebut.
.
.
"Aruna?"
"Kau? Apa yang terjadi padamu?" pintu baru saja dibuka oleh seseorang yang wajahnya mirip dengan Surya. Tentu, itu adalah adik dari suami Dhea yang diketahui Aruna bahwa perempuan tersebut sepertinya lebih tua dari mereka.