Aruna tidak mengerti mengapa ia selalu terbangun di tengah malam dan ketika hal tersebut terjadi, kenyataan yang sama akan berlaku. Dia tidak menemukan suaminya. Pembaringan di sampingnya selalu kosong. Dengan keyakinan yang sama, perempuan tersebut meyakini lelaki bermata biru sekedar pergi ke kamar mandi dan kemudian ia mencoba tertidur lagi.
Mencengkeram selimut tebal dan menciptakan angan-angan bahwa suaminya akan datang dengan senyum serta lesung pipi yang mahal, lalu mengecup pipinya, _ayo, Aruna! Tidurlah_ ia berguman meneguhkan hati. Seolah mengucapkan mantra sihir supaya lekas tertidur kembali.
Kenyataannya, kali ini perempuan tersebut tidak mampu menahan gejolak hatinya. Bukan hanya sekali atau dua kali ia menemui hal demikian, hampir setiap malam suaminya hilang tatkala matanya terlelap sehingga membuatnya penasaran kemana lelaki tersebut pergi.