"Tuan muda!, Adik ku pasti tidak mau memakainya. Bantu aku memaksanya!". Kalimat perintah mendesak.
"Kakak.. apa-apaan sich..!". Hendra berdiri meraih bagiannya, setelah selesai terpasang untuk dirinya sendiri. Dia mengangkat bahunya seolah memberikan pernyataan: 'Terima saja dari pada ribut'.
Dengan terpaksa Aruna menerima bantuan calon suaminya memasangkan selempang bertuliskan calon istri. Aruna terdengar membuang nafas.
"Oh iya satu lagi! Mana hadiah yang aku minta khusus buat Aruna". Kakak perempuan Aruna sekali lagi mendesak Hendra.
Dia ingin Aruna mendapatkan cincin pertunangan.
Mata biru mengeluarkan sesuatu dari kantong yang terselip dijas-nya.
"Maaf aku tidak bisa memberikan cincin pertunangan, karena itu melanggar tradisi keluargaku. Kami tidak diijinkan memberikan cincin sebelum pernikahan dilangsungkan".