Sang CEO mengetuk-ngetukkan tangannya dipipi, minta sesuatu.
Spontan Aruna menyingkir menjauh ditepi mobil. Dia mulai diserang rasa muak. Laki-laki semua sama. Ya, sama-sama tidak tahu diri. Terutama yang berada disampingnya.
Hendra menoleh mengamatinya. Mengetahui si dia menatap jalanan dan tidak peduli dengan dirinya, Pria ini menjadi lesu dan pasrah tidak berdaya.
"em.. Aruna?".
Detik berikutnya gadis ini tidak bisa diajak bicara.
_Apa aku terlalu memaksanya?_
_Bukankah seharusnya aku yang marah? mengapa sekarang aku yang malah merasa bersalah?_
CEO DM Grub jadi serba salah dan salah tingkah.
.
.
"Turunkan aku disini!. Perempatan didepan dekat dengan rumahku. Aku tinggal pesan OkJek".
"Tidak!. Aku antar kau sampai rumah. Tidak ada pulang sendiri, apa lagi berhenti dipinggir jalan!".
Aruna berbalik menatapnya. Tatapan jutek tidak mau diajak kompromi.