"Sesibuk apa kamu? Sampai panggilan bapak dan adik mu tidak kamu angkat?!" pekikkan Vian demikian tajam. Lelaki tersebut berdiri tepat di depan pintu rumah Kihrani, di mana latar belakangnya ialah adik beserta Bapak yang mana keduanya menyuguhkan wajah lelah.
Ekspresi mereka seolah menceritakan malam panjang tanpa istirahat. Mata Kihrani menatap kosong, menyusuri dinding yang tersaji di dalam rumahnya. Jarum jam disana memberi tahu, dia tergolong gadis muda yang keterlaluan.
Jarum pendek menunjuk angka dua, sedangkan jarum panjang berada di angka empat. Pukul 02.20, rekor tergila dalam hidupnya. Gadis tersebut tahu dia bersalah.
Kihrani bergeming dalam kekalutan wajahnya, menunduk memohon ampun kepada bapak dan Riki, adiknya.
Dari arah belakang suara langkah kaki terdengar, orang tersebut sempat tak sengaja menyenggol gadis -yang tertunduk-, dengan lengannya. Thomas berdiri di sisi Kihrani, cukup dekat hingga lengan keduanya berdekatan.