"Sudah aku bilang, ini Honeymoon ala Aruna,"
"Yang benar saja! Jangan bodoh dan gila?! Kau sedang hamil!" suaranya meledak-ledak. Sungguh, ini keputusan yang konyol menurut Mahendra.
"Karena sedang hamil, aku tidak bisa naik pesawat,"
"Tanpa pesawat, bukan berarti kereta ekonomi!" Perdebatan mereka mulai meresahkan.
"Itu sensasi yang akan aku tawarkan. Kau belum pernah bepergian dengan kendaraan umum seumur hidupmu.. -bukan??" dan si perempuan mungil tak mau kalah dengan ide gila yang ia ajukan.
"Ya.. ya.. ya.. kau benar. Tapi kamu hamil Aruna?!"
"Aku hanya hamil.. bukan pengidap penyakit kronis! Aku tidak mau mundur!" Aruna mulai menunjukkan sikap kerasnya.
"No!"
"Huh! Ini adalah perjalanan impianku.. aku sedang ngidam. Aku ngidam!" Sungguh, kasihan sekali baby di dalam perutnya yang selalu dijadikan tameng oleh Aruna.
"Mana ada ngidam seperti itu??" Logika Mahendra menolak alasan tersebut.
"Ada!"