"Bagaimana kabar anda, nona?" Dokter berkacamata tersebut tersenyum jenaka dan cenderung penasaran dengan perubahan tubuh Aruna, "Wao.. akhirnya mas Hendra berhasil uji nyali" gumaman itu menyusup di telinga Aruna.
_Uji nyali??_
Aruna sempat melirik pria yang menemaninya menyusuri lorong klinik.
Sang nona tidak perlu mengantri, seperti sekelompok orang yang memenuhi deretan kursi ruang tunggu, yang nampak penuh dan sesak.
Klinik Dr. Diana, salah satu klinik psikiater ternama di kota metropolitan ini. Bukan karena dokter tersebut mempunyai nama besar dalam kariernya. Akan tetapi, hal itu disebabkan oleh kebijakan klinik yang tidak tanggung-tanggung dalam melayani pasien, yakni; memasang tarif di bawah standar, untuk perawatan para pasien pada kelas tertentu.
Aruna sekali lagi mendapatkan sambutan hangat sebelum memasuki sebuah ruangan.
Sambutan hangat tersebut berasal dari perempuan yang membuat dahi Aruna mengerut seketika.