"Pradita! Apa aku perlu membantumu? di mana lokasimu?!" tidak ada jawaban sama sekali, kecuali suara berisik gesekan yang terjadi antara handphone dan benda-benda di sekitarnya.
Vian sempat tertegun beberapa saat, dan ketika kesadarannya pulih ia segera berlari. Bergegas, secepat yang dia mampu menuju ruang kerja divisi Teknologi Informasi, minimal untuk menemui salah satu penghuninya. Ketika sampai pada ruangan tersebut, ada dua orang anak buah Pradita yang masih duduk di hadapan komputer.
Vian mendekatinya, "Cari di mana lokasi Pradita! Aku baru saja menelponnya dan sepertinya terjadi sesuatu yang buruk," dia memerintah dengan nada khawatir.
"Kami tahu itu," anak buah Pradita mirip seperti kepala divisinya. Begitu tenang menghadapi segala resiko tentang kemungkinan terburuk.