Aku datang menemuimu malam ini. Oh, mungkin ini sudah dini hari. Aku di bawa melaju dengan mobil yang di hadiahkan padaku ketika pernikahan kita. Ajudanmu setia melirik ku setiap saat, mungkin ia takut terjadi sesuatu padaku. Dia yang terlihat kuno dengan segala kepatuhannya yang ekstrim padamu dan kepada keluargamu, membuatku kadang kala merasa terganggu.
Tapi ku coba memaklumi hal itu. Mungkin ia berbuat seperti itu karena takut pada ancamanmu, atau mungkin dia menirukan caramu memperlakukanku.
"Apa Ac-nya terlalu dingin nona?" pertanyaan Alvin seakan mengetahui hawa dingin bulan Desember, telah berhasil menusuk hingga ke dalam tulangku. Mungkin kamu tak mengira bahwa tubuhku kini benar-benar menggigil, padahal aku mengenakan sweater merah yang kurajut bersama tatapan hangatmu.
"Tolong naikkan suhunya," Aku mengamini dugaan Alvin.