"Bruak.." Mahendra membuat dorongan kasar, hingga tubuh Perempuan itu terpelanting jatuh di ranjang, sisi kanan tubuh mata biru terbaring.
Netra yang ia lihat bukan milik perempuan bermata coklat, melainkan mata bulat penuh dengan warna yang jelas-jelas bukan milik istrinya.
Hendra berupaya bangkit, namun kakinya sempat tak seimbang ketika menapaki lantai. Kesempatan itu tak di lewatkan oleh perempuan yang sempat terbanting di ranjang -yang sempat di tiduri keduanya-, ia bergerak cepat memeluk tubuh Mahendra dari belakang.
Hendra masih menstabilkan nafas, ketika dia mencari keseimbangannya dengan duduk di tepian ranjang. Seperti tak punya rasa takut, tangan perempuan tersebut mendekap punggung lelaki bermata biru.
"Hendra aku tahu.. istrimu tak bisa memenuhi keinginanmu sebanyak dulu.. Aku bisa-" Pria ini menghirup nafas dalam-dalam ketika telinganya mendapatkan bisikan perempuan, yang merintih mengharapkan dirinya.