Mahendra baru sadar, Aruna berusaha terlihat baik-baik saja di hadapan keluarganya. Berbicara dengan nada ceria serta hangat. Bahkan Hendra turut larut, lagi-lagi tertipu.
.
Kamar dua anak manusia ditinggal yang lainnya. Tersisa sepasang suami istri, satunya memejamkan mata sedangkan si lelaki duduk pada sofa, tidak jauh dari ranjang istrinya. Menatap Lamat tanpa banyak berkedip, dia mulai frustrasi memegangi pelipisnya. Menghitung angka, berharap bisa mengurangi sakit yang kian meningkat di kepalanya, berasa berat menerima jatuhnya Aruna atas perilakunya.
Sudah 2.100 angka dia sebut, menghitung dan terus menghitung. Lebih kurang sekitar 35 menit Mahendra belum beranjak dari tempatnya. Manusia kecil ini menyiksanya lagi dan lagi. Cara menyiksa yang paling sempurna hanya milik Aruna, perempuan yang selalu mengusahakannya kebaikan untuk orang-orang terdekatnya.