"Uh.. kasihan sekali," celetuk Oma Sukma melihat Aruna terlelap nyaman tak berdaya.
Di balik kesibukan para asisten merapikan bekas makanan nona dan tuannya, ada perempuan paruh baya memperhatikan Aruna lamat-lamat. Beberapa kali mata berbinarnya terbit, " dia sudah minum vitamin?" Hendra terbungkam seribu bahasa mendengar kalimat tanya berikut.
"He.. hehe," tawa cengengesannya sudah barang tentu membawa kekhawatiran bagi nenek yang mengharapkan kelahiran bayi di keluarga Djoyodiningrat. Mata Oma Sukma memicing menatap Mahendra.
Mata itu lebih tajam lagi memeriksa Mahendra, suami Aruna yang ditatap neneknya dengan serius spontan kebingungan, dia salah tingkah.
"Ada apa dengan tanganmu?" Hendra lupa menutupi bekas luka di tangannya. Parahnya, luka yang baru saja dibalut dengan caranya sendiri tak sesempurna cara dokter Martin.