"Matilah kau Jou," kata salah satu dari mereka.
"Apakah aku perlu mengajukan pengunduran diri?" Gelisah Jou yang kian di tertawakan orang-orang sekitarnya.
.
.
Mahendra kini berjalan menuju ruang kerjanya, pria itu membuka pintu dan seperti biasa keterlambatannya menghasilkan tumpukan berkas di hadapan meja. Pukul 12.00 dia ingin kembali menjenguk keadaan istrinya jadi sisa satu setengah jam perlu di manfaatkan sebaik-baiknya.
Lelaki bermata biru mulai mendekam di antara berkas-berkas yang ingin dia tanda tangani akan tetapi tangannya masih kelu untuk melakukan ini itu. Beberapa kali Mahendra membuat uji coba menggunakan tangan kirinya akan tetapi tak sempurna. Butuh waktu untuk membuat tanda tangan yang benar seperti biasanya. Idenya sedikit unik. Yang bergerak bukan lagi tangan melainkan kertas di bawahnya.