Tubuh besar dan kokoh Mahendra terkesan sedang menempel pada guling kecil.
"Hendra.."
"Hem.."
"Aku terganggu dengan tanganmu yang berdarah, apa aku boleh menghubungi dokter pribadimu," kalimat ini muncul dari perempuan yang tubuhnya di dekap lelaki dengan tangan terluka akan tetapi hanya terbungkus kain putih sembarangan.
"Tidak, besok saja.. aku lebih butuh kamu," kata Hendra dengan mata membuka sayu.
Tadinya Aruna ingin mengungkapkan sesuatu, ungkapan rasa kekecewaan. Ungkapan seorang istri yang merasa suaminya tidak memperlakukannya dengan baik.
Tapi dirinya telah memutuskan sepenuh hati menyerahkan diri pada Hendra. Sejak saat itu pula dia harus bisa menerima segala bentuk perilaku dan kondisi Mahendra.
Sisi baik atau sisi buruknya. saat dia berada di puncak kejayaan atau di dasar keterpurukan. Saat dia bersedih ataupun Saat bahagia. Mahendra, akan dia usahakan untuk diterima.