"Nana maafkan aku, baru sekarang aku bisa membuat keputusan. Aku tidak akan bisa menikah denganmu hanya untuk mendapatkan keturunan, aku sudah mendapatkan calon ibu untuk anak-anakku," mata perempuan yang di ajak bicara Mahendra memerah.
"Kau pasti kecewa, aku tidak bisa dan tidak ingin memanfaatkan rasa sukamu untuk kepentinganku sendiri," ungkapan Hendra terdengar bijaksana, tapi tidak bagi lawan bicaranya.
Hendra berdiri dan menyisih, dia merasa tidak nyaman berada terlalu dekat dengan Nana. Terlebih parfum dan tampilan perempuan ini benar-benar kian mirip istrinya. Dress yang di kenakan Nana mengusung tema yang sama dengan apa-apa yang dulu dia belikan untuk Aruna. Ketika Aruna menjauh tanpa kabar hampir saja Hendra terbawa arus untuk menyerah dan menerima perempuan ini.
"Siapa wanita yang mengalihkan perhatianmu?" Nana mendesaknya.