Melihat istrinya tertidur pulas pria ini bangkit dan mulai merapikan beberapa barang tergeletak termasuk selimut tempat istrinya terlelap. Langkah perlahannya tidak jauh-jauh dari kebanyakan orang yang kesulitan mengabaikan Handphone, bedanya pewaris ini memang mempunyai banyak tanggungjawab yang perlu di selesaikan dengan bantuan telepon pintar pada genggaman.
[Herry!]
[Ya! Tuan]
[Masih ingat mansionku di sky tower]
[Tentu, tempat kita bersembunyi beberapa saat, ketika pelarian itu] maksud Herry saat dirinya mulai di percaya pewaris Djoyodiningrat untuk membantunya mencari istrinya yang di sembunyikan keluarga.
[Bawakan satu setel pakaianku]
[Baik tuan]
[Ingat! Jangan sesuka hatimu!]