Lelaki di dalam ruang kerja sedang berjalan mondar-mandir layaknya menghitung langkah. Dia ke kanan ke kiri, sejenak berikutnya mengitari ruangan. Cukup lama membiarkan dirinya terbawa suasana kurang bermanfaat akhirnya kesadaran menggiringnya sampai pada tepian almari membentang menyuguhkan buku-buku, sahabat penghibur yang lama terabaikan.
Hendra mengambil salah satu kemudian duduk di sofa tengah ruangan yang berpanorama gedung-gedung dan punggung kebisingan kota.
Kala membuka halaman pertama Mahendra baru ingat bahwa dirinya telah lama meninggalkan kebiasaan mencari-cari hiburan dengan cara membaca. Lebih tepatnya mencari cara untuk melepas penat dari jadwal yang penuh sesak berderet dari pagi datang hingga petang menjelang.