Mendadak langkahnya terhenti, mengamati punggung perempuan yang mengenakan piama buah ceri milik istrinya.
"Nana kemarilah," pinta lelaki bermata biru. Berikutnya datanglah langkah kaki mendekat, cucu Wiryo mengamatinya dengan saksama. Meraih ujung piama buah ceri lalu memegangnya.
"Berapa banyak bajunya kau ambil," suara itu rendah dingin menyergap.
"Jawaban Anna," Nana pernah begitu dekat dengan Hendra dari dia kecil sampai belia. Gadis ini memahami Hendra sedang dalam emosi tidak baik.
"A-aku.. aku hanya meminjamnya," terbata-bata Nana menjawab pertanyaan dari suara mencekam Hendra.
"Meminjam ya.. kalau begitu kembalikan sekarang!"
"tidak banyak kok., Hanya beberapa, yang lainnya aku membeli sendiri mungkin sedikit mirip," perempuan ini mencari alasan.
"Kembalikan!" kalimat perintah Hendra mulai terdengar lebih seram.