"Sudah cukup!" kataku lelah menghadapinya.
"Setelah ini aku tidak akan lagi menemuimu, kau sendirilah yang harus datang padaku," kucukupkan caraku mengharap, sudah saatnya dia yang datang.
.
"Hendra.." Ada guratan rasa khawatir yang mendalam di hati gadis ini. Tepat ketika makannya tak lagi di sentuh, Aruna mencoba mengurai lelaki yang kini ekspresinya mengeras. Sayangnya yang terjadi di luar dugaan dia yang mengeras melayangkan perintah : "Antar istriku ke bandara,"
"Ya tuan," sigap ajudan mendekat meminta kesediaan sang nona.
"Hendra.." panggilan Aruna tidak mendapatkan reaksi berarti. Pria di hadapannya lebih sibuk memegangi gelas, menatap dan memainkannya.
"Hendra," kembali sang perempuan memanggilnya.
"Mari nona," dan para pengawal mulai memintanya pergi.
"Hendra..." gadis ini perlahan merintih.