Tiba-tiba ada yang meneteskan air mata: "Aku nggak habis pikir, Surat Ajaib kita sampai di lirik T*D"
"Iya.. Kok gue juga terharu ya" Lalu dua perempuan berpelukan.
"Kalian kenapa?" Dea yang baru datang merasa aneh dengan perilaku asing dua sahabatnya.
"Lihat ini" Lily menyerahkan kertas pada Dea.
"Ini terlalu luar biasa" Sekali lagi Lily mengambil porsinya menjelaskan kepada Dea.
"De.. Kamu yang datang ya." Pinta Aruna.
"Yang benar saja itu sangat mustahil, aku tidak seahli kamu soal bicara di depan umum (sering grogi). Selama ini aku dan Lily menggantikanmu hanya untuk undangan yang standar"
"Bagaimana dengan Agus?" Aruna melimpahkan pada yang lain.
"Aku santai saja, tapi jangan protes kalau aku tiba-tiba berubah jalur ngomong tentang IT"
"Huh benar juga mustahil menyuruhmu"
"Kalau Tito? Laras? Timi? Kak Andien?"