"seseorang? Apa seseorang yang spesial?" Rey tersenyum menuruti arah percakapan gadis di hadapannya. Pria ini cukup memikat sebenarnya, dengan rambut halusnya yang belah tengah dan jatuh menerpa kening tiap kali merunduk terlihat sempurna. Belum lagi saat matanya menyipit pria ini menyajikan senyum manis khas wajah semi oriental.
"Suamiku. Dia suka simply tiffin" Aruna memperhatikan ekspresi pria di depannya ketika dengan sengaja di perdengarkan kata 'suamiku'. Nyatanya pria itu biasa saja menanggapi.
"Jadi kamu sering masak simply tiffin untuknya?" Rey melanjutkan percakapan dengan nada santai, tidak sewajarnya laki-laki pada umumnya yang akan risi dengan ungkapan terang-terangan menyebut pria lain dalam percakapan.
"Tidak, aku tidak bisa membuatnya. Dia yang membuatnya untukku" sekali lagi ucapan Aruna kurang menyenangkan.