"Xiaojie [1], saya sudah mendapatkan informasinya."
Xie Yuya yang sedang membaca sambil pundaknya dipijati Lilian langsung mendongak begitu mendengar nada ceria Limie yang baru masuk kamarnya. "Jadi, apa yang kau dengar?"
Sudah beberapa hari sejak Xie Yuya mendengar kabar dari Tian, dia meminta Limei untuk mencari tahu informasi yang beredar di sana.
"Ada beberapa hal. Berita tentang xiaojie memang heboh di ibu kota. Pedagang Zhang yang memberikan informasinya kerap ke Tian. Baru kemarin dia sampai Yunshan dan hari ini berjualan di pasar kota, jadi informasinya akurat. Pertama tentang He Qingzhen. Saya bersyukur karena Anda tidak jadi menikah dengannya. Dia benar-benar tidak pantas mendapatkan Anda. Dia terkenal sebagai playboy di Tian. Bukan hanya itu, dia juga terkenal sebagai pengunjung Hua Yuan dan Gewu Yuan. Xiaojie tahu Hua Zhen, kan? Keduanya adalah tempat yang terkenal di sana."
Meskipun Xie Yuya tidak tinggal di Tian, setidaknya dia tahu beberapa tempat terkenal di sana. Hua Zhen adalah kawasan prostitusi ternama di Tian, artinya kedua tempat itu adalah rumah bordil. Entah bagaimana putra Xian wang fu [2] seperti He Qingzhen bisa ke sana secara terang-terangan.
"Meskipun orangnya seperti itu, He Qingzhen ternyata menduduki peringkat kelima sebagai pria lajang yang paling diinginkan oleh para gadis di Tian. Menurut pedagang Zhang, wajah He Qingzhen memang tampan. Sekalipun tidak akan menjadi pewaris Xian wang fu dan juga tidak memiliki prestasi yang berarti seperti kakaknya, dia bisa memanjakan para gadisnya karena punya banyak uang. Maklum, ibunya sangat memanjakannya. Lalu, terkait si xiaojie [3], rupanya dia dan He Qingzhen berkenalan sekitar setahun yang lalu. Tahun lalu, si xiaojie menjadi pemenang Festival Surga Bunga Musim Semi. Kabarnya, saat itu He Qingzhen yang menjadi undangan dalam acara tersebut langsung jatuh hati padanya. Mereka berdua juga kerap tampil bersama. Orang-orang tidak tahu kalau He Qingzhen sudah bertunangan dengan Anda sehingga tidak begitu mempermasalahkannya. Orang-orang baru tahu kalau dia ternyata sudah bertunangan setelah He Qingzhen membatalkan pertunangan, dan tentu saja yang menghebohkan adalah karena gadis yang akan dia nikahi tidak lain sepupu mantan tunangannya."
"Aku tidak tahu kenapa tangmei [4] bisa mau dengan pria seperti itu." Xie Yuya menutup buku yang dia baca dan meneguk teh dari cangkir yang diberikan oleh Lilian.
"Si xiaojie tampaknya tidak mempermasalahkan hal itu. Menurut pedagang Zhang, dia malah sangat bahagia, dan sudah mulai mempersiapkan keperluan untuk pernikahannya nanti."
"Ah, aku juga tidak tahu seperti apa tangmei sekarang. Dulu saat masih kecil kami tidak terlalu dekat dan terakhir kali bertemu sekitar lima tahun yang lalu. Aku jadi ingin tahu seperti apa orang-orang di guo gong fu [5] sekarang."
"Saya belum pernah ke Tian, jadi juga tidak tahu. Eh, xiaojie mungkin tidak tahu rumor yang beredar tentang Anda di Tian seperti apa."
Mendengar itu, alis Xie Yuya terangkat sebelah. Dia tidak pernah berinteraksi secara langsung dengan masyarakat Tian. Bahkan seingatnya selama tinggal di Tian, tidak ada yang tahu seperti apa dia. Bagaimana bisa ada rumor yang beredar tentangnya?
Melihat Xie Yuya tertarik, Limei pun melanjutkan, "Kalau saat masih kecil dulu xiaojie tidak pernah keluar karena sakit-sakitan, beberapa tahun belakangan rumor yang berkembang semakin liar. Mereka mengatakan kalau xiaojie tidak punya wajah dan bakat yang bisa dipamerkan. Oleh karena itu, saat masih kecil mendiang orang tua Anda tidak pernah menunjukkan Anda pada publik dan sekarang, karena kekurangan itu, Anda tidak berani menginjakkan kaki di Tian."
Xie Yuya hanya tertawa mendengar penjelasan Limei. Lilian yang sedari tadi menyimak juga tidak habis pikir bagaimana bisa rumor seperti itu beredar. Kalau nonanya yang berkulit pulit bersih dengan tubuh indah, berwajah bersih bercahaya, bermata bening dengan alis melengkung indah dan bulu mata lentik seperti kipas, berhidung mungil yang proporsional serta berbibir semerah ceri ini disebut tidak cantik, lalu bagaimana yang lain? Sekalipun Xie Yuya bukan gadis tercantik di dunia ini, tetap saja dia tidak masuk kategori jelek.
"Sudah cukup. Aku ingin menemui waizumu [6]. A-Lian, pergilah ke dapur untuk menyiapkan makanan dan sajikan setelah aku kembali. Sekarang A-Mei bantu aku menata rambut dan berganti pakaian."
"Baiklah." Lilian pun pergi ke dapur, sedangkan Limei membantu Xie Yuya berdandan dan setelah itu mereka pergi ke Manyue Yuan.
Setelah sampai Manyue Yuan, Xie Yuya langsung menemui neneknya.
"Ya-er [7], ada apa? Kemarilah. Apa ada yang ingin kau bicarakan?" Tanya Shen laofuren [8] begitu melihat Xie Yuya.
"Sebenarnya, waisunnu [9] ingin memastikan segala keperluan yang akan dibawa ke Tian sudah siap atau belum. Karena waizumu yang mempersiapkannya, maka waisunnu pun ke mari." Jawab Xie Yuya dengan senyum. Shen laofuren pun menarik tangan kanan Xie Yuya, memberikan isyarat agar dia duduk di sampingnya.
"Aiya, bagaimana mungkin belum siap. Kau akan kembali beberapa hari lagi, tentu saja sudah siap. Kabarnya, A-Yao sudah dalam perjalanan. Mungkin kalian akan sampai sana dalam waktu yang tidak terpaut jauh."
"Waisunnu sudah merepotkan waizumu. Namun terima kasih, berkat waizumu, perjalanan waisunnu akan lebih lancar." Kata Xie Yuya tulus.
Shen laofuren menggenggam tangan Xie Yuya dan menepuk-nepuk punggung tangannya. Dia sebenarnya khawatir dengan cucu perempuan satu-satunya yang dia miliki itu. Kalau Xie Yuya ada di Tian, tentu terlalu jauh baginya untuk mengawasi dan menjaganya. Apalagi, reputasinya menjadi buruk setelah pertunangannya dibatalkan. Entah masih ada atau tidak keluarga yang bersedia meminangnya kelak. Sejak pertunangan Xie Yuya dibatalkan, Shen laofuren sudah berpikir untuk menjodohkannya dengan pria dari Yunshan. Meskipun bukan dari keluarga bangsawan, laki-laki yang dikenal keluarga Shen semuanya berlatar belakang baik-baik dan terpelajar. Dia akan lebih memilih cucunya menikah dengan pria biasa yang bisa menjaganya daripada putra bangsawan yang tidak tahu diri.
"A-Yi dan A-Yun akan mengantarmu ke Tian, jadi kau tidak perlu khawatir."
Keluarga Shen, memiliki lima orang tuan muda. Urutan pertama, ketiga dan keempat adalah putra paman pertama Xie Yuya, Shen Jingxing, sedangkan yang kedua dan kelima adalah putra paman keduanya, Shen Jingxuan. Tuan muda dari urutan yang tertua adalah Shen Hongyan, Shen Hongyu, Shen Hongyi, Shen Hongyang dan Shen Hongyun. Kelimanya sudah menikah masing-masing memiliki seorang anak laki-laki, kecuali Shen Hongyan yang memiliki dua anak laki-laki.
"Tentu saja waisunnu tidak khawatir. Kalau begitu, waisunnu akan kembali dulu."
Setelah keluar dari Manyue Yuan dan menelusuri taman bunga mangnolia, Xie Yuya bertemu dengan Shen Hongyun dan istrinya, Chen-shi [10]. Shen Hongyun dan istrinya memakai seragam Yunshan Shen Shuyuan berwarna putih dengan motif gunung dan awan bersulam benang perak. Sebenarnya seragam itu dipakai saat berada dalam kawasan akademi saja, tapi terkadang anggota keluarga Shen mengenakannya sebagai pakaian harian.
"Ya-er, kebetulan kita bertemu di sini." Kata Shen Hongyun dengan ceria setelah melihat Xie Yuya.
Usia Xie Yuya dan Shen Hongyun memang tidak terpaut terlalu jauh. Tahun ini dia berusia lima belas tahun, sedangkan Shen Hongyun dua puluh tahun. Begitu juga Chen-shi, dia berusia delapan belas tahun. Oleh karena itu, mereka cukup akrab.
"Ah, aku juga ingin ke tempat Yun ge [11]. Tidak disangka malah bertemu di sini."
"Bagaimana? Apa persiapannya sudah beres? Aku sudah tidak sabar ingin segera ke Tian dan bertemu dengan A-Yao. Hahaha."
"Aiya, kenapa malah biaoge [12] yang bersemangat? Aku saja sudah lelah memikirkan perjalanannya."
"Kau ini memang hemat tenaga. Selama perjalanan darat, kereta kuda yang kita naiki sangat nyaman. Kau tidak akan mabuk darat. Perahu yang kita naiki juga bagus. Meskipun kau bisa mabuk, perjalanan dengan perahu hanya tiga hari, jadi tidak lama."
"Tidak lama? Yang benar saja? Selama ini aku malas kembali ke Tian karena perjalanan panjang yang melelahkan ini." Keluh Xie Yuya.
"Kau hanya di jalan selama sepuluh hari. Itu tidak lama. Bayangkan kalau kau berangkan dari tempat A-Yao." Kata Chen-shi.
"Kalau berangkat dari tempat A-Yao, aku akan memilih menunggangi kuda saja." Balas Xie Yuya dengan cemberut.
"Sudah, sudah. Hal yang terpenting adalah kita sampai sana. Jujur saja, aku juga ingin melihat mantan tunangan dan sepupumu itu."
"Aku juga ingin melihat mereka. Setelah mendengar berbagai rumor, aku jadi penasaran. Hahaha." Kata Xie Yuya dengan tawa.
Setelah beberapa hari berlalu, akhirnya tiba hari keberangkatan Xie Yuya ke Tian. Kali ini, dia tidak hanya mengajak Limei dan Lilian sebagai pelayannya, tapi juga dua orang lainnya. Kedua pelayan itu tidak melakukan pekerjaan seperti Limei dan Lilian, mereka melakukan tugas khusus. Yilin adalah seorang ahli medis, sedangkan Zhiyi adalah ahli bela diri. Mereka berdua tumbuh bersama Xie Yuya sejak kecil.
Perjalanan dengan kereta kuda ditempuh selama tujuh hari, sedangkan perjalanan dengan perahu selama tiga hari. Sebagian besar waktu digunakan Xie Yuya untuk tidur. Xie Yuya baru bangun sebelum perahu yang mereka naiki berlabuh di dermaga. Dermaga Tian Wu ini tidak jauh dari pintu gerbang ibu kota. Mereka hanya perlu waktu dua jam untuk masuk ke ibu kota dengan kereta kuda. Menara Tiandi bahkan sudah terlihat dari dermaga.
Perlahan tapi pasti, kereta kuda yang dinaiki Xie Yuya akhirnya memasuki pintu gerbang kota yang begitu megah. Suasana kota sangat hidup. Entah sudah berapa lama Xie Yuya tidak melihat keramaian yang seperti itu.
[1]Nona.
[2]Kediaman wang (pangeran).
[3]Nona keempat.
[4]Adik sepupu perempuan dari pihak ayah (anak perempuan saudara laki-laki ayah yang usianya lebih muda dari yang bersangkutan).
[5]Kediaman gong (duke, adipati)
[6]Nenek dari pihak ibu (ibunya ibu).
[7]-er: imbuhan yang biasanya disematkan saat memanggil nama anak. Sama seperti -chan dalam bahasa Jepang.
[8]Nyonya besar.
[9]Cucu.
[10]-shi: klan atau nama keluarga. Ini menunjukkan nama keluarga asal wanita sebelum menikah. Chen-shi berarti sebelum menikah dia dari keluarga Chen.
[11] Kakak (laki-laki), kak.
[12]Kakak sepupu (laki-laki) dari garis ibu, bukan ayah.