Resty berjalan lebih dulu untuk keluar dari ruangan rawat Kirana, dia merasa harus berbicara panjang lebar dengan Raihan dan tak mengganggu Kirana.
Raihan masih terpaku memandang wajah pucat Kirana, hatinya begitu sedih melihat Kirana seperti ini. "ayoo Rai" ucap Resty dan dengan berat Raihan meninggalkan Kirana.
Mereka berbicara ditaman rumah sakit, tak banyak orang , namun juga tak sepi, namun cukup tenang dan tak khawatir akan mengganggu pasien rumah sakit dengan pembicaraan mereka yang sepertinya akan menguras emosi.
"hal apa yang ingin kamu bicarakan?" ucap Raihan begitu tiba di taman. "kapan kamu kembali?" tanya Resty, karena memang Kirana tak mengabari nya tentang kembali nya Raihan. "2 Minggu yang lalu" sahut Raihan. "apa kalian sudah bicara?" tanya Resty. "sudah, tapiii..." ucap Raihan yang menggantung ucapan nya. "tapiii apa?" sahut Resty, "dia berubah res, pembicaraan kami selalu berakhir dengan perdebatan," ucap Raihan, Resty memilih diam untuk mendengarkan Raihan sepenuhnya, "dia menjadi orang yang dingin dan angkuh, aku hanya meminta penjelasan, tapi dia malah meminta maaf dengan cara yang arogan, dan seolah bukan hanya dia yang bersalah, aku tak mengerti dengan sikap nya res" ucap Raihan menjelaskan segala nya, Raihan diam, sejenak "lalu" sahut Resty meminta Raihan meneruskan ceritanya.
Kemudian Raihan menceritakan semua tentang sikap nya dan sikap Kirana. "aku, akui aku salah, aku membiarkan sahabat ku untuk menyatakan cinta ke Kirana, aku bisa melihat kebencian dimata Kirana saat itu, tapi satu hal yang aku tak mengerti Res, kemarahannya di luar pikiran ku seolah itu bukan dia , dia bahkan mengatakan pada Evan untuk memberitahu ku bahwa aku menjadikan nya mainan, dan cinta dia meanganggap itu omong kosong belaka," ucap Raihan menceritakan semua nya. "dan kamu,, apa kamu masih memendam amarah kepadanya?" sahut Resty, memastikan semuanya sebelum mengungkapkan kebenaran nya. "aku memang marah padanya res, tapi sebesar apapun kemarahan ku, aku akui, bahwa cinta ku padanya tak akan bisa terkalahkan oleh amarah ku" jawab Raihan tegas. "benarkah,,?!" sahut Resty sinis. "apa maksudnya dengan semua pertanyaan mu ,,sedari tadi aku merasa seolah olah aku bersalah" ucap Raihan akhirnya menyadari sedari tadi Resty hanya menanggapi nya dengan ringan. "apa kamu yakin mau dengar kebenaran nya Raihan?" ucap Resty dengan menatap tajam ke arah Raihan. "kebenaran, kebenaran apa maksudnya, jelas jelas Kirana meninggal kan ku demi perjodohannya itu, dan dia bercerai, kemudian berubah menjadi seperti ini, membenci semua hal tentang cinta, lalu kenapa kamu , bahkan dia pun terlihat memang seolah memendam amarah kepada ku, ada apa sebenarnya sama kalian" ucap Raihan yang mulai kehilangan kesabaran.
"sadar kah kamu Raihan, kamu sudah bersikap egois terhadap Kirana," sahut Resty akhirnya menyadari betapa tertekan nya Kirana selama ini. "egoiss?" sahut Raihan dengan tatapan tak percaya dengan ucapan Resty, "yaa, egois Raihan, sangat egois," sahut Resty tak mau kalah, "kamu hanya memikirkan perasaan kamu saja Raihan, tanpa melihat betapa jauh lebih sakit dan lebih tersiksa nya Kirana" ucap Resty penuh emosi mengingat betapa sakitnya sahabat nya dimasa lalu bahkan hingga sekarang. "apa maksudnya res?" ucap Raihan menuntut penjelasan yang lebih.
"oke, aku akan ungkap semua nya, aku nggak akan ngebiarin kamu menyakiti sahabat ku lagi, aku tak peduli kamu percaya atau tidak untuk apa yang akan aku katakan, tapi satu hal yang pasti, Kirana jauh lebih tersiksa dan jauh lebih tersakiti dari yang kamu alami, dia seperti ini juga karena diri mu" ucap Resty kali ini dengan penuh Emosi.
Meski bimbang dan tanpa persetujuan Kirana,, Resty akan mengungkapkan semuanya.