*10 menit sebelum Evan dan Kirana meninggal kan ruang meeting.
"Selamat pagi mba," sapa seorang Pria didepan meja informasi kantor Kirana
"pagi mas, ada yang bisa dibantu" ucap Gina yang memang bertugas di bagian Informasi, 'wahhh, tampan banget, ini mah, sama bos Evan nggak bakal bisa dipilih mau dua duanya.
"Evan nya ada"? ucap Pria itu dingin.
"ada mas, tapi Pak Evan lagi meeting" sahut Gina
"oke" sahut sang pria dingin.
Sang pria mengeluarkan handphone nya dan terlihat menelpon seseorang.
"haloo Van" ucap sang pria
"...."
"aku berada di lobby"
."...."
"ini surprise, jadi kemarilah sekarang"
dan telpon pun terputus.
Ternyata pria itu menelpon Evan. Saat menunggu pria itu mampu menarik perhatian seluruh karyawan wanita di kantor Kirana yang sedang berada maupun melewati Lobby karena ketampanannya dan style nya yang sempurna.
Dan pria itu lah yang di lihat Kirana.
Kirana mempercepat langkah nya, dia menuju keruangan nya tergesa gesa dengan mata yang merah menahan air matanya.
"Lidya, jika Evan menelpon mu katakan padanya perut ku tiba tiba sakit." ucap Kirana begitu tiba di depan meja Lidya, tanpa melihat kearah Lidya dan tanpa menunggu respon Lidya segera memasuki ruangannya.
Begitu sampai didalam ruangan nya, dia memegang erat dada nya, yang rasanya seakan terbakar, panas, perih, sakit , semua jadi satu dan air mata Kirana pun mengalir bebas dari matanya tanpa bisa dia tahan lagi.
~~~~~`~~~~~
Sedang kan Evan yang merasa Kirana tak berada disampingnya , langsung mencarinya dan menelpon nya, namun tentu tak akan mendapatkan jawaban, dan benar Evan meminta Hana untuk menelpon Lidya, dan Lidya mengatakan apa yang diperintahkan oleh Kirana.
Kemudian di lobby hotel Evan dengan sigap memeluk pria yang berada di depan meja informasi yang sedari tadi menunggu nya. Ternyata tadi dia menelepon Evan. dan Evan tadi menjawab telpon pria ini ketika diruangan meeting.
"susah banget yaa bertemu dengan C.E.O Agung Corporation ini" ucap Sang pria yang menunggu Evan.
"kau jangan meledek ku, lebih susah mana bertemu dengan dengan pewaris tunggal Group Kaviandra yang bahkan dunia ini pun tau itu" balas Evan.
"Sudah lah , aku baru kembali, dan sekarang kau masih tak ingin mengalah" balas sang pria.
"seperti nya pesona mu tak habis habis yaa lihat lah seluruh karyawan ku tak berkedip memandang mu" ucap Evan.
"itu bukan hal barukan" ucap sang pria "kau bilang tak sendiri, lalu sekarang,?" lanjutnya,
"ohh, dia ada urusan mendadak" sahut Evan sekenanya.
"ayoo, ajak aku sarapan" sahut sang pria
"sarapan diruangan ku saja, aku akan memintanya membawakan keruang an ku" balas Evan
"okee" sahut sang pria.
~~~~~`~~~~~
"Jadi katakan, kenapa kau datang tak memberi tahu ku, kau bilang ingin aku menjemputmu" ucap Evan yang kini sudah berada diruangan nya dan duduk di sofa bersama temannya itu.
"pekerjaan ku di London sudah selesai, jadi aku kembali lebih cepat" sahut sang pria.
"apa kau hanya datang untuk perjalanan bisnis atau untuk kembali selama nya?" tanya Evan. "aku akan tinggal di Indonesia dan mengurus perusahaan yang disini, papa yang akan mengurus di luar negeri, yaa walaupun pasti aku akan bolak balik" sahut sang pria.
"yaaa, begitu lah nasib mu Raihan Al Kaviandra makanya kau masih jomblo sampai sekarang, tak akan ada Wanita yang mau ditinggal terus" ucap Evan.
"kau,,, jika saja kau bukan sahabat ku, , sudah kubuat bangkrut perusahaan mu ini" ucap Raihan.
Ya pria itu Raihan Al Kaviandra.