Laura tidak dapat mengatakan apapun selain hanya diam dan membiarkan Felix menguasai dapurnya sekarang. Di balik tubuh tegap pria itu, Laura dapat merasakan kekecewaannya.
Mungkin hubungan mereka belum lama terjalin tapi Felix adalah satu-satunya orang yang mampu mengerti dirinya sepenuhnya bahkan hingga rasa sakit yang ia sembunyikan selama ini.
"Makanlah, wajahmu terlihat pucat. Apa kamu tidak enak badan?"
Laura mengangkat pandangannya, sekali lagi ia menatap Felix yang sedang tersenyum lembut padanya itu.
"Kamu tidak marah padaku?" Tanya Laura dengan ragu-ragu.
"Karena apa?"
"Karena sikapku yang labil..."
Felix terdiam untuk sesaat, ia mulai menyantap bubur buatannya dan membiarkan Laura hanya bisa menatapnya tanpa bisa bertanya lagi.
"Karena kamu akan menikah dengannya?" Ucap Felix setelah menyingkirkan bubur yang ia makan dengan tidak selera itu dari hadapannya.