Laura membuka kedua matanya seperti biasa tepat sebelum alarmnya berdering karena tangannya sudah berhasil menjangkau alarm dan mematikannya.
"Alarm ini tidak pernah bisa benar-benar berguna." Ucap Laura sambil merenggangkan kedua tangannya.
Rasanya tidurnya kali ini lebih nyaman hingga membuatnya ingin terus berbaring tapi kemudian ia teringat jika semalam ia tidak tidur sendirian, tapi dimana Dimas sekarang?
Mungkin dia sudah pergi?
Perasaan kecewa langsung menyusup tanpa aba-aba membuat dada Laura terasa sesak.
Laura menghela nafas berat, setelah apa yang terjadi semalam antara dirinya dan Dimas, kini perasaannya kepada Dimas menjadi semakin dalam.
Oh andaikan saja Dimas selalu bersikap seperti semalam...
Andaikan itu bukan hanya sekedar ketertarikan fisik, andaikan...
Sekali lagi Laura menghela nafas berat, berandai-andai hanya akan membuat rasa sakitnya menjadi semakin menyakitkan jika Dimas tidak pernah bisa menjadi miliknya.