"Dimas, apa benci mu sudah berubah jadi cinta?"
"Bukannya kamu sendiri yang bilang kalau benci itu bahasa lain dari cinta?"
"Lalu bagaimana dengan perasaan mu pada Wendy?"
"Tidurlah, kenapa kamu sangat senang membahas dia?"
"Karena dia kekasih mu..."
"Jadi statusnya bukan lagi selingkuhan ku?"
Laura tertawa pelan saat mendengar gurauan Dimas, pembicaraan ini memang tidak menyenangkan karena Laura masih dapat merasakan rasa sakitnya tapi setidaknya jauh lebih baik daripada ia hanya terus terjebak oleh rasa sakit karena keluarganya.
"Kamu senang aku punya selingkuhan sampai kamu ketawa gitu?"
"Soalnya aku juga jadi bisa selingkuh..."
"Awas aja kalau berani!" Ancam Dimas sambil menggelitik perut Laura hingga ia menggelinjang kegelian.
"Aku berani sayang..." Ucap Laura meskipun ia kegelian.
"Aku sudah tidak menemui Wendy lagi..."
Laura seketika terdiam ketika mendengar ucapan Dimas tentang Wendy.