>>> Wisnu POV <<<
~ Flashback ~
"Mengijinkan Laura tinggal di kos-kosan, menurutku akan sangat membahayakannya apalagi dia seorang wanita, ayah." Entah sudah yang keberapa kalinya aku membujuk ayahku agar mencabut izin yang sudah ia berikan pada Laura, bukan tanpa alasan. Selain khawatir karena kos-kosan tidak akan seaman seperti di apartemen.
"Menurut mu, biaya sewa apartemen itu murah? Biarkan saja kalau dia ingin tinggal di kos-kosan, memangnya kenapa?" Jawaban itu selalu saja sama. Tidak da rasa khawatir sedikitpun yang terpancar dari ekspresinya.
"Seberapa mahalnya biaya sewa apartemen, itu semua tidak sebanding dengan uang yang diberikan oleh mendiang neneknya Laura untuk kita. Dia bahkan membiayai kuliahnya sendiri."
"Omong kosong apa yang kamu katakan? Uang yang kamu bilang peninggalan mendiang neneknya Laura adalah uang miliki kita. Dia sudah menyerahkan tanggungjawab atas Laura kepada kita yang sudah memberikan keluarga yang utuh untuknya."