>>> Dimas POV <<<
"Awan yang cerah itu tiba-tiba tertutup dengan awan gelap. Sangat gelap hingga aku tidak dapat melihat apapun lalu setelah itu aku kesulitan untuk bernafas..."
Hatiku hancur mendengarnya, aku hanya bisa memeluknya sekali lagi tanpa bisa mengatakan apapun. Aku tidak bisa mengatakan kepada Laura jika ada yang mencoba membunuhnya, bagaimana aku bisa mengatakan hal mengerikan seperti itu?
"Mimpinya terasa sangat nyata, leher ku sakit sekarang."
Aku melepaskan pelukan ku untuk memeriksa keadaan lehernya, syukurlah tidak ada bekas cekekan disana. "Semuanya akan baik-baik saja, itu hanyalah mimpi." Ucap ku menenangkan Laura.
"Karena mimpi itu aku takut, bagaimana jika semua itu bukanlah mimpi?"
Aku tertegun, apa yang harus aku katakan?