Astro menyeka air mataku dengan jarinya, "Aku boleh peluk?"
Aku menggeleng gusar dengan mata tetap terpejam. Aku membenci situasi ini karena tak sanggup untuk melakukan apapun selain berbaring. Aku bahkan takut untuk sekadar bergerak dan berharap selimut yang menutup tubuhku akan membantu memberi perlindungan.
"Aku minta maaf. Kalau tau reaksi kamu begini aku ga akan coba-coba maksa. Aku bisa nunggu." ujarnya dengan jari terus menyeka air mataku.
Isak yang kutahan akhirnya keluar. Namun aku tak sanggup mengatakan apapun. Dadaku terasa sesak.
Terdengar pergerakan tubuh Astro yang mendekat padaku hingga aku merangsek mundur, tapi tubuhku terpojok di tepi tempat tidur. Aku akan jatuh jika terus menghindarinya.
Astro menghela napas sambil mengangkat tubuhku mendekat padanya. Aku membuka mata dan menatapnya tajam. Aku baru saja akan memprotesnya, tapi dia sudah berbaring di sisiku dan meletakkan kepalaku di lengannya.