Chapter 63 - Vitamin

Astro : Aku ga sekolah hari ini. Semalem ada yang bikin ribut di resort. Kamu dianter pak Said dulu ya. Kalau urusanku selesai aku jemput

Aku : Ada apa? Kok mendadak?

Astro : Ga pa-pa kok. Ga usah khawatirin aku. Kamu harus fokus belajar. Jangan lupa minum vitamin

Bagaimana mungkin aku tak khawatir? Tiba-tiba aku mengingat saat Ray memberi kartu nama Abidzar Pranoto pada Astro dan berkata bahwa orang itu bisa saja membuat suatu hal yang buruk terjadi.

Aku ingin sekali bertanya, tapi aku pasti mengganggu. Aku akan menunggu Astro mengabariku lebih dulu.

Aku mengetik pesan untuk Pak Said dan memintanya mengantar ke sekolah. Untunglah Pak Said membalas pesanku dengan cepat. Aku bergegas mandi dan berpakaian, lalu sarapan bersama Opa dan Oma. Aku meminum vitamin yang Astro berikan padaku kemarin karena aku tak boleh kelelahan di saat seperti ini.

Opa sempat bertanya kenapa bukan Astro yang menjemput saat melihat Pak Said tiba. Aku hanya berkata Astro ada urusan mendadak karena tak tahu apakah aku diperbolehkan menceritakan keributan di resort pada Opa atau tidak. Opa terlihat khawatir, tapi membiarkanku pergi ke sekolah. Aku membawa serta paket untuk pelanggan agar Pak Said bisa mengantarnya ke ekspedisi setelah mengantarku.

Pikiranku melayang membayangkan apa yang terjadi dengan Astro dan resortnya. Jika hanya sebuah keributan, bukankah ada pihak keamanan yang sudah bergerak lebih dulu? Terlebih ada Ray yang seharusnya bisa menanganinya, bukan?

Aku bertemu Siska saat baru saja akan menaiki tangga. Aku memberinya senyum singkat hanya untuk sopan santun.

"Kamu sendiri?" Siska bertanya.

Aku menggumam mengiyakan, "Astro ada urusan."

Siska tak bertanya lebih lanjut hingga kami naik ke lantai tiga dalam diam. Aku segera duduk di mejaku dan mengecek handphone. Aku berharap ada pesan dari Astro, tapi tak ada satupun pesan darinya. Aku khawatir sekali.

Aku mengecek mesin peramban dan mengetik nama Abidzar Pranoto. Ada banyak informasi yang kudapatkan, tapi sepertinya semuanya terlihat baik-baik saja.

Apakah dia memiliki pihak di balik layar untuk menutupi apapun perbuatan buruk yang dia lakukan? Astro tak mungkin berbohong saat berkata padaku bahwa Abidzar Pranoto menjalankan bisnis dengan cara yang buruk, bukan?

"Kamu ga bareng Astro?" Zen bertanya sambil duduk.

Aku hanya menggeleng sebelum kembali fokus pada berita di mesin peramban.

"Aku bisa anter kamu pulang kalau kamu mau."

"Ga perlu, Zen. Astro bilang mau jemput kalau urusannya selesai."

Zen terlihat terganggu dengan kalimatku, tapi dia hanya diam dan mulai berkutat dengan handphonenya.

Aku baru mengingat sesuatu, "Aku denger kamu cerita ke Opa soal kejadian aku dibully. Tolong jangan kasih tau Opa hal-hal begitu, Zen. Opa punya kondisi yang harus dijaga tetep tenang kalau ga mau penyakitnya kambuh."

"Opa kamu sakit?"

Aku hanya mengangguk.

"Sorry, aku ga tau. Aku liatnya opa kamu sehat-sehat aja."

"Kamu udah tau sekarang. Aku minta tolong ya. Jangan cerita apapun yang sensitif."

"Sorry, Za."

"Ga pa-pa. Mm ... Opa minta kamu ke rumah lagi buat nemenin main catur. Kalau kamu ga keberatan." ujarku karena mengingat Opa mengatakannya kemarin. Walau Astro juga bisa menemani Opa bermain catur, tapi karena Opa tak membatalkan ucapannya, maka aku akan menyampaikannya pada Zen.

"Nanti aku main lagi."

Aku hanya mengangguk.

"Aku pikir ... kamu bakal marah soal yang kemarin. Aku sengaja bilang gitu pas liat Astro jalan ke sini."

"Aku udah bilang kalau aku ga bisa nerima kamu, Zen. Semoga kamu ngerti."

"Aku tetep akan ada kalau kamu butuh. Aku ga akan maksa. Friendzone ga jelek-jelek amat kok." ujarnya dengan senyum singkat.

Entah apa yang dia pikirkan, aku sama sekali tak mengerti. Namun aku akan membiarkannya saja. Lagi pula dia sudah tahu aku tak bisa menerimanya.

***

Aku menemukan pesan dari Astro di jam pelajaran terakhirku.

Astro : Kamu dijemput Pak Said ya. Sorry, aku ga bisa jemput kamu dulu. Masih ada yang harus dikerjain

Aku : Ga pa-pa. Hati-hati ya. Nanti kabarin aku

Aku tahu pesanku dibaca, tapi dia tidak membalasnya. Kemudian aku mengirim pesan untuk Pak Said agar menjemputku.

Sepanjang jam terakhir kepalaku dipenuhi berbagai asumsi. Entah bagaimana, tapi hari ini aku merasa seperti sedang kelebihan energi. Mungkin ini adalah efek vitamin yang Astro beri padaku kemarin.

Aku berpikir dengan cepat dan refleks tubuhku terasa lebih baik. Aku makan dengan lahap di kantin saat jam istirahat kedua, padahal aku sedang memiliki kekhawatiran karena Astro belum juga memberi kabar. Biasanya aku akan malas makan jika sedang memiliki sesuatu yang sedang kupikirkan. Donna bahkan sempat bertanya apakah aku sedang mengalami growth spurt karena melihatku makan dengan lahap.

Pak Said menjemputku tepat waktu dan mengantarku pulang. Dia memberi sederet bukti resi pengiriman setelah sampai di rumah untuk kuberikan pada pelanggan agar mereka bisa leluasa mengecek keberadaan paket mereka.

Aku melanjutkan aktivitasku seperti biasa, dengan sesekali mengecek handphone berharap ada pesan dari Astro, tapi masih tak ada satupun. Aku merasa mengantuk sekali hingga melirik ke jam dinding, pukul 23.08. Aku mengingat ucapan Astro bahwa dia terbiasa tidur jam sepuluh atau sebelas, dan akan terbangun sekitar jam dua belas.

Aku penasaran, apakah aku juga akan seperti itu karena meminum vitamin yang sama sepertinya?

Aku mematikan lampu kamar dan bersiap untuk tidur saat handphoneku menyala. Akhirnya aku menemukan pesan dari Astro di sana.

Astro : Kamu udah tidur?

Aku : Belum. Gimana resortnya?

Astro : Besok aja aku cerita. Besok aku jemput ya. Sekarang udah malem. Kamu harus istirahat

Aku : Ga bisa sekarang? Aku masih bisa nemenin sebentar

Astro : Besok aja

Aku : Okay

Astro : Aku kangen

Jantungku berdetak lebih kencang. Haruskah aku membalasnya? Apa yang harus kukatakan padanya?

Aku masih mengingat kalimat bodohku kemarin dan tiba-tiba saja merasa malu padahal tak ada seorang pun di kamar ini selain aku.

=======

Temukan nou di Facebook & Instagram : @NOUVELIEZTE

Untuk baca novel nou yang lain silakan ke : linktr.ee/nouveliezte

Novel ini TIDAK DICETAK.

Novel pertama nou yang berjudul "Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-" ini EKSKLUSIF & TAMAT di aplikasi WEBNOVE.L. Pertama kali dipublish online di WEBNOVE.L tanggal 2 Juli 2019 dan selesai tanggal 29 September 2020.

Kalau kalian baca part berkoin di chapter 74 [PROYEK] & seterusnya selain WEBNOVE.L, maka kalian sedang membaca di aplikasi/website/cetakan BAJAKAN dan nou ga ikhlas kalian baca di sana. Silakan kembali ke LINK RESMI : http://wbnv.in/a/7cfkmzx

Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Nou sangat menghargai kalian semua yang mendukung novel ini dengan nulis komentar & review, juga gift karena bikin nou semangat.

Terima kasiiiih buat kalian yang SHARE novel ini ke orang lain melalui sosmed yang kalian punya. Luv kalian, readers!

Regards,

-nou-