Astro menolak menceritakan apa yang terjadi pada resortnya saat kami berangkat ataupun saat di sekolah, tapi membawaku ke tebing setelah pulang sekolah. Tebing yang sama saat aku berkata akan bersedia menunggunya.
Aku menatap jauh ke ujung pandangan sambil meraba rumput hijau di sebelah tempatku duduk. Ada sepotong coklat di mulutku yang menemaniku menunggu. Sepanjang hari ini Astro menjadi lebih pendiam dan akan lebih baik jika aku menunggunya bicara.
"Semalem ada delapan orang; empat pasangan abis mabuk minta masuk resort, tapi ga ada surat nikah. Staf bilang mereka marah dan maksa dikasih kunci kamar, trus mereka ngerusak ruang reservasi dan ada dua staf luka kena lemparan barang." Astro akhirnya membuka suara.
Aku menoleh untuk menatapnya dan menemukan kelelahan di matanya. Aku menggeser tubuh dan menghadap ke arahnya untuk mendengarnya bicara dengan lebih baik.
"Aku ga bisa buka identitas kalau resort itu punyaku, jadi aku dibantu banyak sama Om Ganesh. Nanti aku kenalin Om Ganesh ke kamu kalau udah waktunya."
"Gimana keadaan staf resort sekarang?" aku bertanya dan bisa membayangkan bagaimana Astro merasa bersalah karena hal itu.
"Mereka langsung dibawa ke rumah sakit. Udah diobatin. Udah boleh pulang juga soalnya lukanya ga butuh perawatan intensif, tapi mereka tetep butuh rawat jalan buat cek gimana perkembangan lukanya nanti."
"Orang-orang yang bikin rusuh itu kamu laporin kan?"
Astro mengangguk, "Om Ganesh yang bantu. Om Ganesh ayahnya Ray. Dia punya jabatan letjen (letnan jenderal) di TNI dan emang biasa handle kejadian begini di keluarga."
"Berarti Kakek tau kejadian itu?"
"Kakek tau. Kakek yang minta om Ganesh turun tangan karena Ayah sama Ibu lagi di luar kota, jadi ga bisa bantu banyak."
"Mm ... kemarin Opa nanya kenapa kamu ga jemput. Aku ga yakin bisa ceritain ke Opa soal resort kamu, jadi cuma bilang kalau kamu ada urusan."
"Opa udah tau kok semalem sebelum aku chat kamu."
Aku mengangguk karena mungkin Opa memang harus mengetahui hal-hal seperti itu, "Sekarang gimana?"
"Ruang reservasinya langsung dibenerin kemarin, tapi proses hukum sama orang-orang itu masih jalan. Kayaknya aku bakal banyak ngerepotin om Ganesh nanti. Om Ganesh punya firasat ini ada hubungannya sama Abidzar, tapi kita butuh bukti. Aku ga tau bakal butuh berapa lama buat kita bisa sampai ke sana."
"Ada yang bisa aku bantu?" aku bertanya walau sebetulnya tak yakin akan banyak membantu. Aku hanya bertanya untuk membuat Astro merasa memilikiku jika dia membutuhkan dukungan.
"Aku cuma butuh kamu aman, Faza. Kamu ga perlu ngerjain apa-apa." ujarnya sambil menatapku lekat.
"Bukannya bosen kalau ga ngapa-ngapain? Opa aja bosen karena ga ada yang nemenin main catur." ujarku yang sengaja menggodanya.
"Nanti aku temenin opa main catur lagi." ujarnya sambil tersenyum.
"Tapi kamu harus gantian bikin jadwal sama Zen kalau mau nemenin Opa main."
Ada kekecewaan di matanya yang lelah saat aku mengatakannya, tapi dia tak mengatakan apapun. Sepertinya dia cukup tahu diri bahwa Zen lah yang pertama kali mengajak Opa bermain catur.
"Kamu tetep ikut lomba sabtu nanti? Anak-anak kelasku katanya mau dateng." ujarku yang berusaha mengubah topik pembicaraan.
Astro mengangguk, "Kerja dua bulan ga boleh sia-sia cuma karena aku ga dateng."
Aku tersenyum. Aku ingin membiarkan Astro meletakkan kepalanya di bahuku seperti saat di teras belakang beberapa bulan lalu, tapi hal itu mungkin akan lebih mengganggunya. Aku tahu, saat dia bersentuhan denganku adalah saat aku akan membuatnya kesulitan.
"Kamu bisa cerita apa aja ke aku. Aku mungkin ga bisa kasih solusi, tapi mungkin aku bisa bikin kamu ngerasa lebih baik karena kamu bisa ngeluarin apa yang ada di kepala kamu." ujarku.
Entah bagaimana, aku merasa terkadang Astro terlalu menahan diri. Aku tahu dia laki-laki dan dia akan menjadi laki-laki yang sangat bisa diandalkan karena bisa menyelesaikan masalahnya tanpa bantuanku, tapi aku tak akan keberatan jika dia membagi sedikit perasaannya padaku.
"Kamu selalu bikin aku ngerasa lebih baik, Nona. Kamu ga perlu khawatir soal itu."
Aku tak memiliki kalimat lain yang bisa kukatakan. Aku hanya menatap matanya yang sedang menatapku kembali. Sepertinya aku tak pernah merasa bosan saat menatapnya. Tatapan matanya membuatku merasa sedang berada di rumah.
"Abis lomba robotik selesai nanti, aku bakal sibuk sama hal lain. Mungkin sebulan sekali atau dua bulan sekali aku harus pergi. Kalau kamu butuh dianter kemana pun, minta tolong sama pak Said ya."
"Kamu mau ke mana?"
"Kamu belum boleh tau."
Sepertinya aku sudah terbiasa dengan kalimat ini. Aku tak lagi merasa terganggu atau penasaran dengannya. Aku akan menunggu saat dia yang memberitahuku seperti janjinya. Dia sudah berjanji dia lah yang akan memberitahukan padaku semua hal tentangnya.
"Kapan aku boleh tau?" aku bertanya hanya untuk mempersiapkan diri.
"Kalau dari estimasi opa, mungkin empat tahun atau lebih, tapi aku usahain lebih cepet."
Aku terkejut, "Ada hubungannya sama Opa?"
Astro hanya menganguk. Apa yang sebetulnya mereka rencanakan dengan rentang waktu selama itu? Empat tahun atau lebih dia bilang? Yang benar saja?
"I love you, Faza." Astro mengucapkannya tiba-tiba.
Aku tak tahu harus bersikap bagaimana, hingga hanya menatapnya dalam diam. Beberapa waktu ini dia memang lebih terbuka saat menyampaikan rasa sukanya padaku. Dia sering membuatku tiba-tiba merasa canggung seperti ini karena aku sama sekali tak menyangka dia akan mengatakan hal semacam itu.
"Tunggu aku sebentar ya. Aku akan usahain lebih cepet dari perkiraan Opa. Kita bisa manfaatin waktunya buat bikin kita jadi lebih dewasa."
Aku hanya mampu mengangguk dan kami bertatapan lama sekali. Aku tahu kami sedang berkutat dengan pikiran kami masing-masing, hingga akhirnya dia mengantarku pulang saat bayangan pohon mulai memanjang ke arah timur.
=======
Temukan nou di Facebook & Instagram : @NOUVELIEZTE
Untuk baca novel nou yang lain silakan ke : linktr.ee/nouveliezte
Novel ini TIDAK DICETAK.
Novel pertama nou yang berjudul "Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-" ini EKSKLUSIF & TAMAT di aplikasi WEBNOVE.L. Pertama kali dipublish online di WEBNOVE.L tanggal 2 Juli 2019 dan selesai tanggal 29 September 2020.
Kalau kalian baca part berkoin di chapter 74 [PROYEK] & seterusnya selain WEBNOVE.L, maka kalian sedang membaca di aplikasi/website/cetakan BAJAKAN dan nou ga ikhlas kalian baca di sana. Silakan kembali ke LINK RESMI : http://wbnv.in/a/7cfkmzx
Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Nou sangat menghargai kalian semua yang mendukung novel ini dengan nulis komentar & review, juga gift karena bikin nou semangat.
Terima kasiiiih buat kalian yang SHARE novel ini ke orang lain melalui sosmed yang kalian punya. Luv kalian, readers!
Regards,
-nou-