"Ibu ke sini buru-buru waktu Axelle nelpon. Ibu lupa bawa kastangel yang Ibu bikin." ujar Ibu sambil mengelap air mata di pipinya dan berusaha tersenyum. "Faza belum makan kan? Nanti makan dulu ya. Astro lagi di dapur. Sebentar lagi balik ke sini."
Aku menggeleng dengan maksud Ibu seharusnya tak perlu mengkhawatirkan apakah aku sudah makan atau belum, tapi sepertinya Ibu salah mengartikannya. Ibu mengamit tanganku dan mengajakku duduk di tepi tempat tidur. Ibu menatapiku dari kepala hingga kaki, lalu kembali menatap mataku.
"Ibu minta maaf ga bisa bantu banyak. Ibu cuma bisa bikin Oma tetep di rumah dan sibuk bikin kue sementara ..."
Aku menunggu Ibu melanjutkan kalimatnya, tapi sepertinya tenggorokannya tercekat. Entah bagaimana justru membuatku mendapatkan firasat buruk.
"Oma udah ketemu opa duluan, tadi Ibu minta pak Said yang nganter. Nanti kita ke sana kalau Faza udah makan ya." ujar Ibu setelah diam selama beberapa lama.
"Opa di mana?"