Chapter 53 - Konseling

"Angel! Kamu gila ya?" teriak Beni.

"Aku cuma ngomong fakta!" teriak Angel dengan nada lebih tinggi.

"Aku Wakil Ketua OSIS sekarang, jadi aku punya hak buat laporin kamu ke komite kalau kelakuan kamu begini!"

"Berani ya kamu, Ben?" Angel berteriak lebih kencang dengan wajah pucat yang terlihat kesal sekali.

Sayangnya Beni yang sudah berlalu dan sama sekali tak menoleh atau berhenti. Sepertinya dia akan benar-benar melaporkan Angel atas sikapnya yang mempermalukanku di depan teman-teman sekelasnya.

"Mulut kamu bener-bener ga bisa dijaga ya?" desis Astro dengan tatapan tajam yang sepertinya akan mampu merobek apapun.

"Demi kamu, Astro! Kamu tuh harus buka mata!" Angel berteriak histeris.

"Kamu yang harusnya buka mata! Faza perempuan baik-baik, kamu tau?" Astro terlihat marah sekali, walau segera mengamit lenganku dan membawaku keluar.

Lenganku terasa berdenyut karena Astro memegangnya dengan kencang, tapi aku diam saja. Sepertinya akan lebih baik jika aku mengikutinya lebih dulu.

Astro membawaku ke kantin dan mengajakku duduk di salah satu meja. Dia baru melepas lenganku saat aku menyentuh pergelangan tangannya dan menatapku penuh rasa bersalah walau masih ada sisa kemarahan di matanya, "Sorry, aku lupa."

"It's okay. Mau makan apa? Aku pesenin."

"Nafsu makanku ilang." ujarnya yang terlihat gusar sekali. Dia bahkan memijat pelipisnya perlahan.

"Tunggu di sini." ujarku sambil bangkit untuk membeli dua kaleng minuman isotonik dan satu bar coklat.

Astro masih memijat pelipisnya saat aku kembali. Entah apa yang sedang dia pikirkan sekarang.

"Minum dulu." ujarku sambil membuka satu kaleng dan menyodorkannya padanya. Dia langsung meneguk setengah isinya dan masih saja terlihat gusar hingga membuatku tak enak hati. "Aku ga pa-pa kok."

"Kabar ini bisa sampai ke ..." Astro menggantung kalimatnya.

Aku tahu. Hal ini akan sampai ke ibunya melalui staf yayasan dan jelas bukan kabar baik. Aku membuka coklat yang kubeli dan menyodorkannya padanya. Astro mematahkan satu kotak dan mengunyahnya. Aku melakukan hal yang sama, lalu kami berdiam diri sambil memikirkan kemungkinan yang akan terjadi.

"Sikapnya emang selalu begini?" aku bertanya karena tiba-tiba saja mengingat cerita Mayang tentang Angel yang mencariku saat SD dulu, hanya karena Astro mengunggah fotoku di akun instagram miliknya.

"Dari cerita yang aku denger sih iya, tapi kalau ada perempuan yang deket sama aku aja. Selebihnya dia biasa aja kok. Aku ga ngerti kenapa dia begitu."

"Kayaknya aku tau." ujarku sambil mematahkan coklat dan mengunyahnya. "Dia cemburu."

"Cemburu apanya? Pacarku juga bukan." Astro mendesis saat mengatakannya, tapi meminta satu potongan coklat lagi.

"Beberapa perempuan emang suka delusi nganggep yang dia suka jadi miliknya."

"Kamu ga begitu."

"Aku bukan salah satunya."

Tiba-tiba saja aku melihat Beni berlari ke arah kami, "Kalian ikut aku ke ruang konseling sekarang."

"Kamu beneran lapor?" Astro bertanya dengan tatapan tak percaya.

"Iya lah. Gila kali ada yang ngata-ngatain b*tch, tapi aku diem aja. Aku ga peduli soal Faza beneran ke resort atau ga, tapi tadi itu kelewatan. Cepetan! Udah ditungguin pak Sugeng." ujar Beni sambil memberi isyarat pada kami untuk mengikutinya.

Kami menghabiskan minuman dengan satu tarikan napas. Coklat di tanganku hanya tersisa dua potong, aku membaginya dengan Astro dan membuang kemasannya ke tempat sampah terdekat. Beni sudah menghilang saat kami bangkit hingga Astro yang mengarahkan jalan ke ruang konseling. Aku hanya mengikutinya saja.

Kami menghela napas saat sampai di depan sebuah ruangan dengan tulisan "Ruang Bimbingan Konseling". Astro yang mengetuk pintunya. Tak lama, Bu Gres membukanya untuk kami, dengan kekhawatiran di tatapan matanya saat melihatku.

"Duduk di sana." ujar Bu Gres sambil menunjuk ke sekumpulan sofa.

Di ruangan ini sudah ada Pak Sugeng, Pak Niko selaku guru Matematika sekaligus wali kelas Astro, Angel, Riri dan Beni yang duduk di sofa yang mengitari meja. Aku, Astro dan Bu Gres duduk di sofa yang tersisa.

"Bapak mendapatkan laporan dari Beni bahwa ada tindakan bullying di kelas XI Sains I. Bapak mau minta keterangan dari kalian dengan wali kelas kalian sebagai saksi." Pak Sugeng memulai pembicaraan walau hening sekali karena tak ada yang bersuara. "Menurut keterangan Beni, Angel mengatakan hal yang tak pantas dikatakan oleh seorang siswi yang berpendidikan. Angel bisa klarifikasi apa yang terjadi?"

"Saya cuma berniat ngasih informasi ke Astro kalau Faza bukan perempuan baik-baik, Pak." Angel membuka suara pada akhirnya. Di matanya jelas terlihat sorot benci saat menatapku, walau wajahnya pucat. Mungkin dia sama sekali tak menyangka Beni akan benar-benar melaporkan perbuatannya.

Bu Gres mengatupkan kedua tangan ke mulut seolah tak mempercayai kalimat yang baru saja dilontarkan oleh Angel, "Bagaimana mungkin siswi kelas Ibu yang nilai akademiknya di atas rata-rata dengan perilaku sangat baik kamu sebut sebagai 'bukan perempuan baik-baik'?"

"Saya dapet informasi dari temen saya kalau dua minggu lalu temen saya itu liat Faza ada di resort bareng cowok." ujar Angel dengan sangat lancar seolah sudah menghafal kalimatnya di luar kepala. Dia menatapku jijik saat kata "resort" keluar dari bibirnya.

"Apa itu betul, Faza? Kamu di resort sama cowok dua minggu lalu?" Bu Gres bertanya padaku, yang juga membuat semua mata menatap ke arahku.

"Betul, Bu Gres. Saya ke sana karena permintaan seseorang dan betul yang nemenin saya ke sana laki-laki." ujarku yang membuat semuanya terkejut. Namun Angel dan Riri terlihat senang sekali saat aku mengakuinya.

"Bisa kamu jelaskan lebih detail?" Pak Sugeng bertanya.

"Ada seseorang yang punya kewenangan di resort itu dan minta bantuan saya untuk milih referensi desain buat ganti suasana. Saya emang sempet istirahat di sana beberapa jam, tapi ada kebijakan buat pasangan yang mau check in harus bawa surat nikah. Saya ga mungkin macem-macem sama siapapun, jadi laki-laki yang nemenin saya ke sana cuma nganter sampai area reservasi. Bapak bisa telpon resortnya buat konfirmasi kalau saya masuk resort itu sendiri."

Ada kelegaan di mata Bu Gres dan Pak Sugeng setelah aku selesai menjelaskan. Angel terlihat marah sekali dan sepertinya tak tahu tentang informasi penting yang kusebutkan. Terlebih, sepertinya siapapun yang bercerita padanya tak menyebut bahwa ada Astro bersamaku karena Angel berasumsi bahwa aku sedang melakukan tindakan asusila dengan pria asing.

"Kamu sudah mendengar sendiri keterangan dari Faza, lalu apa hak kamu menyebut siswi Ibu dengan sebutan 'b*tch'? Kata-kata itu kasar sekali." Bu Gres bertanya pada Angel dengan tatapan tajam.

Angel menutup mulut dengan rapat. Sepertinya dia menyadari kesalahan yang baru saja dia perbuat.

"Atau terlepas dari apakah siswi Ibu memang melakukan tindakan asusila, apa hak kamu untuk mempermalukannya di depan umum dengan mengatainya seperti itu?" Bu Gres bertanya lagi, sepertinya kesal sekali karena Angel hampir mencoreng nama baik kelasnya.

=======

Temukan nou di Facebook & Instagram : @NOUVELIEZTE

Untuk baca novel nou yang lain silakan ke : linktr.ee/nouveliezte

Novel ini TIDAK DICETAK.

Novel pertama nou yang berjudul "Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-" ini EKSKLUSIF & TAMAT di aplikasi WEBNOVE.L. Pertama kali dipublish online di WEBNOVE.L tanggal 2 Juli 2019 dan selesai tanggal 29 September 2020.

Kalau kalian baca part berkoin di chapter 74 [PROYEK] & seterusnya selain WEBNOVE.L, maka kalian sedang membaca di aplikasi/website/cetakan BAJAKAN dan nou ga ikhlas kalian baca di sana. Silakan kembali ke LINK RESMI : http://wbnv.in/a/7cfkmzx

Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Nou sangat menghargai kalian semua yang mendukung novel ini dengan nulis komentar & review, juga gift karena bikin nou semangat.

Terima kasiiiih buat kalian yang SHARE novel ini ke orang lain melalui sosmed yang kalian punya. Luv kalian, readers!

Regards,

-nou-