Tiba-tiba saja jantungku berdetak lebih kencang. Adrenalin mengalir di setiap aliran darahku. Aku tak tahu firasat apa yang sedang kurasakan, tapi aku bisa membayangkan gulungan air berlumpur tepat di depan mataku. Aku bahkan bisa mencium aroma lumpurnya.
Aku tahu dengan baik bahwa tak ada yang kebetulan di dunia ini. Namun jika memang benar, aku benar-benar tak tahu apa yang akan kulakukan nanti.
Orang yang merusak resepsi pernikahanku adalah orang yang membuatku kehilangan keluargaku bertahun-tahun yang lalu. Entah apakah aku benar-benar sedang berpikir berlebihan atau aku mulai menjadi gila. Namun sepertinya aku bisa saja tertawa dilema jika hal itu benar-benar nyata.
Astro mengamit wajahku hingga tatapanku kembali padanya, "Itu baru dugaan, Honey. Jangan mikir terlalu jauh."
"Tapi ..."
"Aku ngerti."
Aku terdiam. Aku tahu Astro benar. Bagaimana pun jika memang dugaanku benar, dia lah yang akan mengambil langkah lebih dulu.