Astro menatapku dengan kekesalan di matanya yang berusaha kuabaikan, "Yang di depan itu lukisan dari Zen semuanya?"
Aku menggumam mengiyakan. Aku tahu sejak dia sampai tadi dia sudah berniat bertanya tentang banyaknya lukisan di ruang tamu, "Kak Liana bilang Zen banyak ngelukis aku, jadi aku minta aja dari pada dia simpen sendiri. Kalau dia tiba-tiba baper trus susah lepasin aku kan repot."
"Lukisannya mau kamu bawa ke Surabaya?" dia bertanya dengan tatapan tak rela.
Aku menggeleng, "Mau aku taruh di loteng."
Astro terdiam sebelum bicara, "Kasih semua ke aku. Nanti aku yang ngurus."
"Mau kamu apain?" aku bertanya karena mendapatkan firasat buruk.
"Aku bakar semuanya."
Aku menatapnya tak percaya. Aku tahu dia bisa saja melakukannya jika dia menginginkannya, tapi akan sayang sekali, bukan? Menghancurkan karya yang sangat bagus dan dibuat dengan perasaan hanya karena dia tidak menyukainya?