Chereads / Kumpulan cerpen / Chapter 4 - Akhir sebuah cerita by Kurniawan lukman

Chapter 4 - Akhir sebuah cerita by Kurniawan lukman

Apakah dirimu yakin dengan cinta? Apakah

yang kamu rasakan saat ini adalah cinta

yang sebenarnya? Apakah cinta itu akan

menjadi abadu untuk selamanya?

Apakah cinta tak pernah membuatmu

terjatuh? Jika ia...

*Di depan gerbang sekolah

"brak..!!" tabrakan yang membuat

langkahku terhenti.

"aduh.. Maaf, maaf, aku

nggak sengaja.." kata seorang perempuan

yang terjatuh karena menabrakku tadi.

"oh,,

nggak apa-apa kok. Kamu gak kenapa-kenapa kan???" ucapku sambil bembantu perempuan itu bangun. "Terimakasih.." kata

si perempuan itu sambil menerima uluran

tanganku.

Sesaat setelah berdiri dan kembali rapi,

perempuan itu langsung saja berlalu dan

mulai mempercepat langkahnya.

Aku terdiam

sejenak, memikirkan apa yang baru saja

terjadi, mengingat-ingat kembali sosok

perempuan itu. Ingin ku kejar, tapi..

"Oiii..!!! Ngapain berdiri kayak patung di situ,,??

Buruan masukk, ini jamnya pak Bambang loh.." suara

dari belakang memanggilku.

"Ehh,, elo ded.." jawabku sambil berjalan menghampiri Deddy yang sudah jalan duluan karena pak bambang si guru killer sudah menunggu.

Deddy adalah sahabatku sejak SMP, dia mempunyai sifat humoris dan suka musik. Yaa,, meskipun orangnya rada-rada aneh

Kami pun mulai melangkah menuju ke kelas

yang jaraknya lumayan jauh dari gerbang

sekolah tempatku berdiri ini.

"tadi di loe sama siapa?"

tanya Deddy di sela-sela langkah kami. "yang

Mana..??" tanyaku kembali.

"yahh.. Pura-

pura bego',,,!! cewek yang nabrak loe tadi,

siapa?" jelas Deddy.

"ooo.. Cewek yang tadi..???

Entahlah gue gak tau,, ketemu aja baru

tadi." jawabku.

"ohh.. Eh, tapi dia cakep juga,

Kira-kira dia kelas berapa yah?".

"iya juga sih,

tapi sudah lah.. Nanti kalau ketemu lagi, kita

kenalan.." janjiku kepada Deddy.

"beneran yah?

Awas lo kalau kenalannya nggak ngajak-ngajak

gue" ancam deddy..

"iya deh.. Gue janji"

jawabku.

*****

Bel pulang telah berdering, gerbang sekolah

ramai dipenuhi dengan siswa siswi yang ingin

pulang..

Tapi pandanganku tak berpaling lagi setelah

ku lihat seorang wanita sedang terdiam manis

di depan gerbang.

"wah, betul kata deddy . Kalau dia

memang cantik" batinku.

Perempuan yang

berdiri itu adalah perempuan yang

menabrakku tadi pagi di depan gerbang sekolah.

Ingin ku hampiri, hanya untuk sekedar

kenalan.. Tapi, baru saja ku memulai langkah,

ia telah di jabat duluan oleh orang lain, dan

ternyata orang itu adalah deddy teman dekatku

sendiri.

"duh, katanya kalau mau kenalan

harus barengan, barengan apaan kalau kayak

gini? Kamfrettt..!!" batinku kesal.

Terpaksa keinginan untuk

berkenalan dengannya kandas di tengah jalan, mungkin

ini bukan waktu yang tepat menurutku..

****

Sesampai di rumah, otakku masih saja

memikirkan siapa sebenarnya wanita itu,

apakah anak baru? Atau hanya aku saja yang

baru melihatnya?

"Agrhhhhh...!!! cewek itu, namanya.. siapa

yah?" batinku. Rasa penasaranku semakin

menjadi-jadi. Di kamar kesayangan, ku coba

mengingat-ingat kembali paras wajahnya..

Sungguh, dia memang menawan. Kulitnya

yang putih, rambutnya yang panjang lurus terurai,

matanya yang indah, apalagi jika ditambah

dengan ekspresi panik seperti tadi.. dirimu

semakin cantik. Ada getaran aneh jika

memikirkannya. Padahal baru ketemu..

Perasaan apa ini? Cinta? Ini tidak mungkin

cinta, tak secepat ini untuk jatuh cinta..

Hari telah berganti lagi. seperti biasanya, ke

sekolah..

Aku adalah siswa di salah satu SMA , namaku lukman kurniawan lengkapnya. Sekarang aku duduk di

bangku kelas XI dengan umur 17 tahun, dan

bicara tentang hobi, aku lebih senang dengan

hal-hal yang berbau musik.

Di sekolah, suasana masih seperti biasanya,

pak satpam yang menjaga di gerbang sekolah,

kepala sekolah yang selalu setia mengelilingi

setiap sudut sekolah, dan para wali kelas yang

sibuk mengkordinir anak muridnya.. Tapi, ada

satu yang beda.. Entah kenapa di pagi ini ada

panggung kecil di tengah lapangan, dan di

sana telah banyak orang yang berkumpul.

Dentingan suara mic mulai terdengar dari

speaker, dan setelah itu terdengar suara

alunan gitar acoustic yang dibarengi dengan

suara yang lembut dan mengalun indah. Terdengar enak dan

merdu di telinga. Rasa penasaran mulai

menyerang pikiranku, ku perdekat langkah ke

panggung. Ingin ku lihat siapa yang menyanyi

semerdu itu. Langkahku semakin dekat, dan

dekat.. Sehingga bisa ku lihat jelas siapa yang

bernyanyi di panggung itu. "itu kan cewek

yang kemarin?" tanyaku di dalam hati.

Sungguh dia memang wanita yang keren.

selain cantik, dia bisa main musik juga,

sambil nyanyi pula. Salut!

"gimana? Keren

kan?" suara dari samping kanan

"keren banget!" Jawabku spontan tanpa menoleh ke arah si penanya.

"kamu suka?" tanya suara itu lagi,

tapi kali ini ku respon dan dibarengi dengan

menoleh

"Ehh,,, elo ded..? Ngapain kamu nanya-

nanya gitu?" Tanyaku balik.

"gini bro, soalnya semua ini

saran gue ke della, biar orang-orang tertarik

masuk ekskul musik" jelas Deddy.

"ooo.. Gitu."

jwabku singkat.

"Della. Nama yang indah.."

puji ku di dalam hati.

Tiba-tiba, suara lembut dari belakang

memecahkan obrolanku dengan Deddy.

"Deddy,,,

makasih yah atas sarannya? Mudah-mudahan,

setelah ini akan makin banyak yang ikut

ekskul nanti"kata della.

"eh, della.. Iya, sama-sama"

jawab Deddy.

Sambil menunjuk ke arahku,,Alya

berkata..

"ummm.. Kamu yang waktu itu kan?

Yang aku tabrak kemarin? Aduh.. Maaf, aku

terburu-buru soalnya..".

"eh, iya. Nggak papa

kok". Jawabku dengan sedikit grogi.

"kenalin,

namaku della delia, panggil aja della.." kata nya spontan sambil

memberi uluran tangannya yang dibarengi

dengan senyum yang indah.

"aku lukman,, sudah

tahu kok dari deddy .." responku sambil

membalas uluran tangannya.

"Hehe.. Kalian

sahabatan yah? Atau lebih dari sahabat?"

canda della.

Belum sempat aku menjawab,

Deddy langsung saja menerobos kayak metro mini yang lagi ngejar setoran

"bener banget!

Kita sering tidur baren, mandi bareng malah".

"wah, klop

banget! Kalian pasangan yang fenomenal.

Hehe.." canda della lagi.

"eh, nggak kok. Gue

masih normal. Deddy tuh yang sering

banget nyolek pantat sesama jenisnya kalau di

kelas. Bela ku yang tak ingin membuat della

menjadi ilfeel.

"iya deh.. Percaya percaya..

Eh, aku duluan yah? Kayaknya banyak yang

minat tuh. Daah..?" kata della sambil

meninggalkan kerumunan penonton.

"daah.."

balas kami secara serentak.

"gile lu! Ngapain

pake bongkar kartu segala?" kesal Deddy

kepadaku.

"Kamfreett,,,yang buka kartu duluan siapa?

Kamu kan? Dasar lo bocah mesum!". Ejekku

kepada Deddy dan berlalu meninggalkan

lapangan menuju ke kelas.

****

Sungguh, della memang cantik.. Dia berbeda,

tak ada yang seperti dia di sekolah.. Humoris,

supel, dan baik.. Wanita Idaman para pria..

Mungkin, aku memang telah jatuh cinta

kepadanya..

Sudah seminggu setelah hari kenalan ku

dengan della. Dan karena kami satu angkatan,

kami selalu berbagi dan sharing tentang

pelajaran sekolah kami.. Tak ku sia-siakan

kesempatan ini. ini adalah ajang yang tepat

untuk mengenal della lebih jauh, dan untuk

mencari tahu apakah dia memang juga

memiliki rasa terhadapku.

"Wan, lo suka sama della yah?" tanya deddy di

sela-sela jam pelajaran.

"suka!!? Nggak lah..

Terlalu cepat untuk suka ded, apalagi minat

buat di jadiin pacar.." Sangkalku meskipun hati kecil berkata lain.

"yang bener..???" tanya Deddy dengan ekspresi tidak percaya pernyataanku.

"yaaa bener lah.." sangkal ku

lagi.

Rasa ini tak akan ku umbar,, kecuali jika della

juga merasakan hal yang sama.. Sedangkan

yang ku lihat saat ini della tidak begitu

memberi sinyal-sinyal yang sangat nyata..

Untuk yang kesekian kalinya, aku dan della

bertemu lagi di jam istirahat sekolah dan

biasanya ngobrol dulu.

Kami mulai sedikit

akrab, sehingga della juga sudah sering

bercanda dan mulai bertanya tentang urusan

pribadiku.

"eh, Awan. Kamu kok ngomongnya cuma sama

aku doang? Aku nggak pernah tuh lihat kamu

ngomong akrab dengan cewek yang lain. Pacar

kamu mana?" sungguh, pertanyaan yang

satu ini membuatku semakin berharap..

"ngg..

Nggak kok, aku biasa juga sih ngobrol sama

yang lain. Tapi nggak ada yang senyambung

kamu. Hehe.." jawabku dengan sedikit

memuji.

"bisa aja kamu.."

ku mulai langkah awalku, aku akan

berkonsultasi kepada

Deddy dan meminta

sarannya..

Baru ku mulai mencari Deddy , tiba-tiba dia

langsung saja muncul dengan ekspresi yang

sangat ceria. "Broo, gue punya kabar gembira.." ucap Deddy.

"ee.. Gue juga punya kali.."

ucap ku juga yang ingin duluan ngomong.

"alah.. Pokoknya gue dulu. Dan kabar baiknya

adalah gue jadian sama della bro.. Gue nggak

nyangka banget. Trnyta PDKT dan

pengorbanan ku selama ini nggak sia-sia bro..

Gila! Keren nggak tuh? Di taman gue nembak

dia di depan teman-teman sekelasnya. Dan

langsung di terima bro.. Eh, lo tadi mau

ngomong apa? Cepetan! Habis ini langsung

gue traktir lo makan sepuasnya di kantin."

jelas Deddy yang ternyata telah jadian dengan

Della.

"wahh, keren bro! selamat yah!"

responku dengan senyum yang ku paksa karena semua yang kuharapkan harus kandas.

"makasih bro.. Nah, sekarang

giliran loe yang cerita." pinta Deddy.

"eh,,, enggak

jadi bro. Jam ekskul udah selesai. Gue ke

kekelas duluan yah?". Alasanku ke Deddy .

"yah,

nggak asik loe, trus traktirannya?" tanya Deddy

lagi.

"kapan-kapan aja,,lagian gue masih kenyang. Duluan broo..

Daah?" jawabku dan berlalu meninggalkan

Deddy dengan perasaan yang tak karuan.

Sungguh, ini mungkin egois. Tapi sangatlah menyakitkan

terasa jika mengingat kembali pengakuan dari

Deddy.. Apa yang harus ku lakukan?

Mengatakan perasaanku kepada della? Tapi

Dia telah menjadi milik orang lain...

****

Sesampai di rumah, aku langsung masuk ke kamarku lalu ku rebahkan badanku di atas ranjang dan hanya bisa

pasrah.. Pasrah atas cintaku yang telah pergi..

Seandainya jika aku jujur terhadap Deddy

tentang perasaanku yang sebenarnya kepada

Della, mungkin nasibku tak akan semalang ini..

Kini, hari-hari ku terasa kelabu seperti langit malam yang tak berbintang dan seperti bunga yang nampak kusam.. Sakit

memang, tetapi aku akan tetap tegar dan

bertahan..

Della, tak apa jika aku bukan milikmu.. Tak apa

jika bukan aku yang selalu menemani hari-

harimu.. Dan tak apa pula jika bukan aku yang

selalu membuatmu tersenyum..

"Apakah kau tau aku mencintaimu bila ku ingat dirimu, pernah kah kau sadari ku coba raih hati"

Aku rela tidak menjadi milikmu, aku rela tidak

bisa selalu berada di sampingmu..

Karena, hanya melihatmu bahagia.. Itu

sudah cukup..

Walaupun aku harus menahan sakit dilubuk hatiku ini..!!!

The end

@LLkurniawan

Apakah dirimu yakin dengan cinta? Apakah

yang kamu rasakan saat ini adalah cinta

yang sebenarnya? Apakah cinta itu akan

menjadi abadu untuk selamanya?

Apakah cinta tak pernah membuatmu

terjatuh? Jika ia...

*Di depan gerbang sekolah

"brak..!!" tabrakan yang membuat

langkahku terhenti.

"aduh.. Maaf, maaf, aku

nggak sengaja.." kata seorang perempuan

yang terjatuh karena menabrakku tadi.

"oh,,

nggak apa-apa kok. Kamu gak kenapa-kenapa kan???" ucapku sambil bembantu perempuan itu bangun. "Terimakasih.." kata

si perempuan itu sambil menerima uluran

tanganku.

Sesaat setelah berdiri dan kembali rapi,

perempuan itu langsung saja berlalu dan

mulai mempercepat langkahnya.

Aku terdiam

sejenak, memikirkan apa yang baru saja

terjadi, mengingat-ingat kembali sosok

perempuan itu. Ingin ku kejar, tapi..

"Oiii..!!! Ngapain berdiri kayak patung di situ,,??

Buruan masukk, ini jamnya pak Bambang loh.." suara

dari belakang memanggilku.

"Ehh,, elo ded.." jawabku sambil berjalan menghampiri Deddy yang sudah jalan duluan karena pak bambang si guru killer sudah menunggu.

Deddy adalah sahabatku sejak SMP, dia mempunyai sifat humoris dan suka musik. Yaa,, meskipun orangnya rada-rada aneh

Kami pun mulai melangkah menuju ke kelas

yang jaraknya lumayan jauh dari gerbang

sekolah tempatku berdiri ini.

"tadi di loe sama siapa?"

tanya Deddy di sela-sela langkah kami. "yang

Mana..??" tanyaku kembali.

"yahh.. Pura-

pura bego',,,!! cewek yang nabrak loe tadi,

siapa?" jelas Deddy.

"ooo.. Cewek yang tadi..???

Entahlah gue gak tau,, ketemu aja baru

tadi." jawabku.

"ohh.. Eh, tapi dia cakep juga,

Kira-kira dia kelas berapa yah?".

"iya juga sih,

tapi sudah lah.. Nanti kalau ketemu lagi, kita

kenalan.." janjiku kepada Deddy.

"beneran yah?

Awas lo kalau kenalannya nggak ngajak-ngajak

gue" ancam deddy..

"iya deh.. Gue janji"

jawabku.

*****

Bel pulang telah berdering, gerbang sekolah

ramai dipenuhi dengan siswa siswi yang ingin

pulang..

Tapi pandanganku tak berpaling lagi setelah

ku lihat seorang wanita sedang terdiam manis

di depan gerbang.

"wah, betul kata deddy . Kalau dia

memang cantik" batinku.

Perempuan yang

berdiri itu adalah perempuan yang

menabrakku tadi pagi di depan gerbang sekolah.

Ingin ku hampiri, hanya untuk sekedar

kenalan.. Tapi, baru saja ku memulai langkah,

ia telah di jabat duluan oleh orang lain, dan

ternyata orang itu adalah deddy teman dekatku

sendiri.

"duh, katanya kalau mau kenalan

harus barengan, barengan apaan kalau kayak

gini? Kamfrettt..!!" batinku kesal.

Terpaksa keinginan untuk

berkenalan dengannya kandas di tengah jalan, mungkin

ini bukan waktu yang tepat menurutku..

****

Sesampai di rumah, otakku masih saja

memikirkan siapa sebenarnya wanita itu,

apakah anak baru? Atau hanya aku saja yang

baru melihatnya?

"Agrhhhhh...!!! cewek itu, namanya.. siapa

yah?" batinku. Rasa penasaranku semakin

menjadi-jadi. Di kamar kesayangan, ku coba

mengingat-ingat kembali paras wajahnya..

Sungguh, dia memang menawan. Kulitnya

yang putih, rambutnya yang panjang lurus terurai,

matanya yang indah, apalagi jika ditambah

dengan ekspresi panik seperti tadi.. dirimu

semakin cantik. Ada getaran aneh jika

memikirkannya. Padahal baru ketemu..

Perasaan apa ini? Cinta? Ini tidak mungkin

cinta, tak secepat ini untuk jatuh cinta..

Hari telah berganti lagi. seperti biasanya, ke

sekolah..

Aku adalah siswa di salah satu SMA , namaku lukman kurniawan lengkapnya. Sekarang aku duduk di

bangku kelas XI dengan umur 17 tahun, dan

bicara tentang hobi, aku lebih senang dengan

hal-hal yang berbau musik.

Di sekolah, suasana masih seperti biasanya,

pak satpam yang menjaga di gerbang sekolah,

kepala sekolah yang selalu setia mengelilingi

setiap sudut sekolah, dan para wali kelas yang

sibuk mengkordinir anak muridnya.. Tapi, ada

satu yang beda.. Entah kenapa di pagi ini ada

panggung kecil di tengah lapangan, dan di

sana telah banyak orang yang berkumpul.

Dentingan suara mic mulai terdengar dari

speaker, dan setelah itu terdengar suara

alunan gitar acoustic yang dibarengi dengan

suara yang lembut dan mengalun indah. Terdengar enak dan

merdu di telinga. Rasa penasaran mulai

menyerang pikiranku, ku perdekat langkah ke

panggung. Ingin ku lihat siapa yang menyanyi

semerdu itu. Langkahku semakin dekat, dan

dekat.. Sehingga bisa ku lihat jelas siapa yang

bernyanyi di panggung itu. "itu kan cewek

yang kemarin?" tanyaku di dalam hati.

Sungguh dia memang wanita yang keren.

selain cantik, dia bisa main musik juga,

sambil nyanyi pula. Salut!

"gimana? Keren

kan?" suara dari samping kanan

"keren banget!" Jawabku spontan tanpa menoleh ke arah si penanya.

"kamu suka?" tanya suara itu lagi,

tapi kali ini ku respon dan dibarengi dengan

menoleh

"Ehh,,, elo ded..? Ngapain kamu nanya-

nanya gitu?" Tanyaku balik.

"gini bro, soalnya semua ini

saran gue ke della, biar orang-orang tertarik

masuk ekskul musik" jelas Deddy.

"ooo.. Gitu."

jwabku singkat.

"Della. Nama yang indah.."

puji ku di dalam hati.

Tiba-tiba, suara lembut dari belakang

memecahkan obrolanku dengan Deddy.

"Deddy,,,

makasih yah atas sarannya? Mudah-mudahan,

setelah ini akan makin banyak yang ikut

ekskul nanti"kata della.

"eh, della.. Iya, sama-sama"

jawab Deddy.

Sambil menunjuk ke arahku,,Alya

berkata..

"ummm.. Kamu yang waktu itu kan?

Yang aku tabrak kemarin? Aduh.. Maaf, aku

terburu-buru soalnya..".

"eh, iya. Nggak papa

kok". Jawabku dengan sedikit grogi.

"kenalin,

namaku della delia, panggil aja della.." kata nya spontan sambil

memberi uluran tangannya yang dibarengi

dengan senyum yang indah.

"aku lukman,, sudah

tahu kok dari deddy .." responku sambil

membalas uluran tangannya.

"Hehe.. Kalian

sahabatan yah? Atau lebih dari sahabat?"

canda della.

Belum sempat aku menjawab,

Deddy langsung saja menerobos kayak metro mini yang lagi ngejar setoran

"bener banget!

Kita sering tidur baren, mandi bareng malah".

"wah, klop

banget! Kalian pasangan yang fenomenal.

Hehe.." canda della lagi.

"eh, nggak kok. Gue

masih normal. Deddy tuh yang sering

banget nyolek pantat sesama jenisnya kalau di

kelas. Bela ku yang tak ingin membuat della

menjadi ilfeel.

"iya deh.. Percaya percaya..

Eh, aku duluan yah? Kayaknya banyak yang

minat tuh. Daah..?" kata della sambil

meninggalkan kerumunan penonton.

"daah.."

balas kami secara serentak.

"gile lu! Ngapain

pake bongkar kartu segala?" kesal Deddy

kepadaku.

"Kamfreett,,,yang buka kartu duluan siapa?

Kamu kan? Dasar lo bocah mesum!". Ejekku

kepada Deddy dan berlalu meninggalkan

lapangan menuju ke kelas.

****

Sungguh, della memang cantik.. Dia berbeda,

tak ada yang seperti dia di sekolah.. Humoris,

supel, dan baik.. Wanita Idaman para pria..

Mungkin, aku memang telah jatuh cinta

kepadanya..

Sudah seminggu setelah hari kenalan ku

dengan della. Dan karena kami satu angkatan,

kami selalu berbagi dan sharing tentang

pelajaran sekolah kami.. Tak ku sia-siakan

kesempatan ini. ini adalah ajang yang tepat

untuk mengenal della lebih jauh, dan untuk

mencari tahu apakah dia memang juga

memiliki rasa terhadapku.

"Wan, lo suka sama della yah?" tanya deddy di

sela-sela jam pelajaran.

"suka!!? Nggak lah..

Terlalu cepat untuk suka ded, apalagi minat

buat di jadiin pacar.." Sangkalku meskipun hati kecil berkata lain.

"yang bener..???" tanya Deddy dengan ekspresi tidak percaya pernyataanku.

"yaaa bener lah.." sangkal ku

lagi.

Rasa ini tak akan ku umbar,, kecuali jika della

juga merasakan hal yang sama.. Sedangkan

yang ku lihat saat ini della tidak begitu

memberi sinyal-sinyal yang sangat nyata..

Untuk yang kesekian kalinya, aku dan della

bertemu lagi di jam istirahat sekolah dan

biasanya ngobrol dulu.

Kami mulai sedikit

akrab, sehingga della juga sudah sering

bercanda dan mulai bertanya tentang urusan

pribadiku.

"eh, Awan. Kamu kok ngomongnya cuma sama

aku doang? Aku nggak pernah tuh lihat kamu

ngomong akrab dengan cewek yang lain. Pacar

kamu mana?" sungguh, pertanyaan yang

satu ini membuatku semakin berharap..

"ngg..

Nggak kok, aku biasa juga sih ngobrol sama

yang lain. Tapi nggak ada yang senyambung

kamu. Hehe.." jawabku dengan sedikit

memuji.

"bisa aja kamu.."

ku mulai langkah awalku, aku akan

berkonsultasi kepada

Deddy dan meminta

sarannya..

Baru ku mulai mencari Deddy , tiba-tiba dia

langsung saja muncul dengan ekspresi yang

sangat ceria. "Broo, gue punya kabar gembira.." ucap Deddy.

"ee.. Gue juga punya kali.."

ucap ku juga yang ingin duluan ngomong.

"alah.. Pokoknya gue dulu. Dan kabar baiknya

adalah gue jadian sama della bro.. Gue nggak

nyangka banget. Trnyta PDKT dan

pengorbanan ku selama ini nggak sia-sia bro..

Gila! Keren nggak tuh? Di taman gue nembak

dia di depan teman-teman sekelasnya. Dan

langsung di terima bro.. Eh, lo tadi mau

ngomong apa? Cepetan! Habis ini langsung

gue traktir lo makan sepuasnya di kantin."

jelas Deddy yang ternyata telah jadian dengan

Della.

"wahh, keren bro! selamat yah!"

responku dengan senyum yang ku paksa karena semua yang kuharapkan harus kandas.

"makasih bro.. Nah, sekarang

giliran loe yang cerita." pinta Deddy.

"eh,,, enggak

jadi bro. Jam ekskul udah selesai. Gue ke

kekelas duluan yah?". Alasanku ke Deddy .

"yah,

nggak asik loe, trus traktirannya?" tanya Deddy

lagi.

"kapan-kapan aja,,lagian gue masih kenyang. Duluan broo..

Daah?" jawabku dan berlalu meninggalkan

Deddy dengan perasaan yang tak karuan.

Sungguh, ini mungkin egois. Tapi sangatlah menyakitkan

terasa jika mengingat kembali pengakuan dari

Deddy.. Apa yang harus ku lakukan?

Mengatakan perasaanku kepada della? Tapi

Dia telah menjadi milik orang lain...

****

Sesampai di rumah, aku langsung masuk ke kamarku lalu ku rebahkan badanku di atas ranjang dan hanya bisa

pasrah.. Pasrah atas cintaku yang telah pergi..

Seandainya jika aku jujur terhadap Deddy

tentang perasaanku yang sebenarnya kepada

Della, mungkin nasibku tak akan semalang ini..

Kini, hari-hari ku terasa kelabu seperti langit malam yang tak berbintang dan seperti bunga yang nampak kusam.. Sakit

memang, tetapi aku akan tetap tegar dan

bertahan..

Della, tak apa jika aku bukan milikmu.. Tak apa

jika bukan aku yang selalu menemani hari-

harimu.. Dan tak apa pula jika bukan aku yang

selalu membuatmu tersenyum..

"Apakah kau tau aku mencintaimu bila ku ingat dirimu, pernah kah kau sadari ku coba raih hati"

Aku rela tidak menjadi milikmu, aku rela tidak

bisa selalu berada di sampingmu..

Karena, hanya melihatmu bahagia.. Itu

sudah cukup..

Walaupun aku harus menahan sakit dilubuk hatiku ini..!!!

The end