Apakah dirimu yakin dengan cinta? Apakah
yang kamu rasakan saat ini adalah cinta
yang sebenarnya? Apakah cinta itu akan
menjadi abadu untuk selamanya?
Apakah cinta tak pernah membuatmu
terjatuh? Jika ia...
*Di depan gerbang sekolah
"brak..!!" tabrakan yang membuat
langkahku terhenti.
"aduh.. Maaf, maaf, aku
nggak sengaja.." kata seorang perempuan
yang terjatuh karena menabrakku tadi.
"oh,,
nggak apa-apa kok. Kamu gak kenapa-kenapa kan???" ucapku sambil bembantu perempuan itu bangun. "Terimakasih.." kata
si perempuan itu sambil menerima uluran
tanganku.
Sesaat setelah berdiri dan kembali rapi,
perempuan itu langsung saja berlalu dan
mulai mempercepat langkahnya.
Aku terdiam
sejenak, memikirkan apa yang baru saja
terjadi, mengingat-ingat kembali sosok
perempuan itu. Ingin ku kejar, tapi..
"Oiii..!!! Ngapain berdiri kayak patung di situ,,??
Buruan masukk, ini jamnya pak Bambang loh.." suara
dari belakang memanggilku.
"Ehh,, elo ded.." jawabku sambil berjalan menghampiri Deddy yang sudah jalan duluan karena pak bambang si guru killer sudah menunggu.
Deddy adalah sahabatku sejak SMP, dia mempunyai sifat humoris dan suka musik. Yaa,, meskipun orangnya rada-rada aneh
Kami pun mulai melangkah menuju ke kelas
yang jaraknya lumayan jauh dari gerbang
sekolah tempatku berdiri ini.
"tadi di loe sama siapa?"
tanya Deddy di sela-sela langkah kami. "yang
Mana..??" tanyaku kembali.
"yahh.. Pura-
pura bego',,,!! cewek yang nabrak loe tadi,
siapa?" jelas Deddy.
"ooo.. Cewek yang tadi..???
Entahlah gue gak tau,, ketemu aja baru
tadi." jawabku.
"ohh.. Eh, tapi dia cakep juga,
Kira-kira dia kelas berapa yah?".
"iya juga sih,
tapi sudah lah.. Nanti kalau ketemu lagi, kita
kenalan.." janjiku kepada Deddy.
"beneran yah?
Awas lo kalau kenalannya nggak ngajak-ngajak
gue" ancam deddy..
"iya deh.. Gue janji"
jawabku.
*****
Bel pulang telah berdering, gerbang sekolah
ramai dipenuhi dengan siswa siswi yang ingin
pulang..
Tapi pandanganku tak berpaling lagi setelah
ku lihat seorang wanita sedang terdiam manis
di depan gerbang.
"wah, betul kata deddy . Kalau dia
memang cantik" batinku.
Perempuan yang
berdiri itu adalah perempuan yang
menabrakku tadi pagi di depan gerbang sekolah.
Ingin ku hampiri, hanya untuk sekedar
kenalan.. Tapi, baru saja ku memulai langkah,
ia telah di jabat duluan oleh orang lain, dan
ternyata orang itu adalah deddy teman dekatku
sendiri.
"duh, katanya kalau mau kenalan
harus barengan, barengan apaan kalau kayak
gini? Kamfrettt..!!" batinku kesal.
Terpaksa keinginan untuk
berkenalan dengannya kandas di tengah jalan, mungkin
ini bukan waktu yang tepat menurutku..
****
Sesampai di rumah, otakku masih saja
memikirkan siapa sebenarnya wanita itu,
apakah anak baru? Atau hanya aku saja yang
baru melihatnya?
"Agrhhhhh...!!! cewek itu, namanya.. siapa
yah?" batinku. Rasa penasaranku semakin
menjadi-jadi. Di kamar kesayangan, ku coba
mengingat-ingat kembali paras wajahnya..
Sungguh, dia memang menawan. Kulitnya
yang putih, rambutnya yang panjang lurus terurai,
matanya yang indah, apalagi jika ditambah
dengan ekspresi panik seperti tadi.. dirimu
semakin cantik. Ada getaran aneh jika
memikirkannya. Padahal baru ketemu..
Perasaan apa ini? Cinta? Ini tidak mungkin
cinta, tak secepat ini untuk jatuh cinta..
Hari telah berganti lagi. seperti biasanya, ke
sekolah..
Aku adalah siswa di salah satu SMA , namaku lukman kurniawan lengkapnya. Sekarang aku duduk di
bangku kelas XI dengan umur 17 tahun, dan
bicara tentang hobi, aku lebih senang dengan
hal-hal yang berbau musik.
Di sekolah, suasana masih seperti biasanya,
pak satpam yang menjaga di gerbang sekolah,
kepala sekolah yang selalu setia mengelilingi
setiap sudut sekolah, dan para wali kelas yang
sibuk mengkordinir anak muridnya.. Tapi, ada
satu yang beda.. Entah kenapa di pagi ini ada
panggung kecil di tengah lapangan, dan di
sana telah banyak orang yang berkumpul.
Dentingan suara mic mulai terdengar dari
speaker, dan setelah itu terdengar suara
alunan gitar acoustic yang dibarengi dengan
suara yang lembut dan mengalun indah. Terdengar enak dan
merdu di telinga. Rasa penasaran mulai
menyerang pikiranku, ku perdekat langkah ke
panggung. Ingin ku lihat siapa yang menyanyi
semerdu itu. Langkahku semakin dekat, dan
dekat.. Sehingga bisa ku lihat jelas siapa yang
bernyanyi di panggung itu. "itu kan cewek
yang kemarin?" tanyaku di dalam hati.
Sungguh dia memang wanita yang keren.
selain cantik, dia bisa main musik juga,
sambil nyanyi pula. Salut!
"gimana? Keren
kan?" suara dari samping kanan
"keren banget!" Jawabku spontan tanpa menoleh ke arah si penanya.
"kamu suka?" tanya suara itu lagi,
tapi kali ini ku respon dan dibarengi dengan
menoleh
"Ehh,,, elo ded..? Ngapain kamu nanya-
nanya gitu?" Tanyaku balik.
"gini bro, soalnya semua ini
saran gue ke della, biar orang-orang tertarik
masuk ekskul musik" jelas Deddy.
"ooo.. Gitu."
jwabku singkat.
"Della. Nama yang indah.."
puji ku di dalam hati.
Tiba-tiba, suara lembut dari belakang
memecahkan obrolanku dengan Deddy.
"Deddy,,,
makasih yah atas sarannya? Mudah-mudahan,
setelah ini akan makin banyak yang ikut
ekskul nanti"kata della.
"eh, della.. Iya, sama-sama"
jawab Deddy.
Sambil menunjuk ke arahku,,Alya
berkata..
"ummm.. Kamu yang waktu itu kan?
Yang aku tabrak kemarin? Aduh.. Maaf, aku
terburu-buru soalnya..".
"eh, iya. Nggak papa
kok". Jawabku dengan sedikit grogi.
"kenalin,
namaku della delia, panggil aja della.." kata nya spontan sambil
memberi uluran tangannya yang dibarengi
dengan senyum yang indah.
"aku lukman,, sudah
tahu kok dari deddy .." responku sambil
membalas uluran tangannya.
"Hehe.. Kalian
sahabatan yah? Atau lebih dari sahabat?"
canda della.
Belum sempat aku menjawab,
Deddy langsung saja menerobos kayak metro mini yang lagi ngejar setoran
"bener banget!
Kita sering tidur baren, mandi bareng malah".
"wah, klop
banget! Kalian pasangan yang fenomenal.
Hehe.." canda della lagi.
"eh, nggak kok. Gue
masih normal. Deddy tuh yang sering
banget nyolek pantat sesama jenisnya kalau di
kelas. Bela ku yang tak ingin membuat della
menjadi ilfeel.
"iya deh.. Percaya percaya..
Eh, aku duluan yah? Kayaknya banyak yang
minat tuh. Daah..?" kata della sambil
meninggalkan kerumunan penonton.
"daah.."
balas kami secara serentak.
"gile lu! Ngapain
pake bongkar kartu segala?" kesal Deddy
kepadaku.
"Kamfreett,,,yang buka kartu duluan siapa?
Kamu kan? Dasar lo bocah mesum!". Ejekku
kepada Deddy dan berlalu meninggalkan
lapangan menuju ke kelas.
****
Sungguh, della memang cantik.. Dia berbeda,
tak ada yang seperti dia di sekolah.. Humoris,
supel, dan baik.. Wanita Idaman para pria..
Mungkin, aku memang telah jatuh cinta
kepadanya..
Sudah seminggu setelah hari kenalan ku
dengan della. Dan karena kami satu angkatan,
kami selalu berbagi dan sharing tentang
pelajaran sekolah kami.. Tak ku sia-siakan
kesempatan ini. ini adalah ajang yang tepat
untuk mengenal della lebih jauh, dan untuk
mencari tahu apakah dia memang juga
memiliki rasa terhadapku.
"Wan, lo suka sama della yah?" tanya deddy di
sela-sela jam pelajaran.
"suka!!? Nggak lah..
Terlalu cepat untuk suka ded, apalagi minat
buat di jadiin pacar.." Sangkalku meskipun hati kecil berkata lain.
"yang bener..???" tanya Deddy dengan ekspresi tidak percaya pernyataanku.
"yaaa bener lah.." sangkal ku
lagi.
Rasa ini tak akan ku umbar,, kecuali jika della
juga merasakan hal yang sama.. Sedangkan
yang ku lihat saat ini della tidak begitu
memberi sinyal-sinyal yang sangat nyata..
Untuk yang kesekian kalinya, aku dan della
bertemu lagi di jam istirahat sekolah dan
biasanya ngobrol dulu.
Kami mulai sedikit
akrab, sehingga della juga sudah sering
bercanda dan mulai bertanya tentang urusan
pribadiku.
"eh, Awan. Kamu kok ngomongnya cuma sama
aku doang? Aku nggak pernah tuh lihat kamu
ngomong akrab dengan cewek yang lain. Pacar
kamu mana?" sungguh, pertanyaan yang
satu ini membuatku semakin berharap..
"ngg..
Nggak kok, aku biasa juga sih ngobrol sama
yang lain. Tapi nggak ada yang senyambung
kamu. Hehe.." jawabku dengan sedikit
memuji.
"bisa aja kamu.."
ku mulai langkah awalku, aku akan
berkonsultasi kepada
Deddy dan meminta
sarannya..
Baru ku mulai mencari Deddy , tiba-tiba dia
langsung saja muncul dengan ekspresi yang
sangat ceria. "Broo, gue punya kabar gembira.." ucap Deddy.
"ee.. Gue juga punya kali.."
ucap ku juga yang ingin duluan ngomong.
"alah.. Pokoknya gue dulu. Dan kabar baiknya
adalah gue jadian sama della bro.. Gue nggak
nyangka banget. Trnyta PDKT dan
pengorbanan ku selama ini nggak sia-sia bro..
Gila! Keren nggak tuh? Di taman gue nembak
dia di depan teman-teman sekelasnya. Dan
langsung di terima bro.. Eh, lo tadi mau
ngomong apa? Cepetan! Habis ini langsung
gue traktir lo makan sepuasnya di kantin."
jelas Deddy yang ternyata telah jadian dengan
Della.
"wahh, keren bro! selamat yah!"
responku dengan senyum yang ku paksa karena semua yang kuharapkan harus kandas.
"makasih bro.. Nah, sekarang
giliran loe yang cerita." pinta Deddy.
"eh,,, enggak
jadi bro. Jam ekskul udah selesai. Gue ke
kekelas duluan yah?". Alasanku ke Deddy .
"yah,
nggak asik loe, trus traktirannya?" tanya Deddy
lagi.
"kapan-kapan aja,,lagian gue masih kenyang. Duluan broo..
Daah?" jawabku dan berlalu meninggalkan
Deddy dengan perasaan yang tak karuan.
Sungguh, ini mungkin egois. Tapi sangatlah menyakitkan
terasa jika mengingat kembali pengakuan dari
Deddy.. Apa yang harus ku lakukan?
Mengatakan perasaanku kepada della? Tapi
Dia telah menjadi milik orang lain...
****
Sesampai di rumah, aku langsung masuk ke kamarku lalu ku rebahkan badanku di atas ranjang dan hanya bisa
pasrah.. Pasrah atas cintaku yang telah pergi..
Seandainya jika aku jujur terhadap Deddy
tentang perasaanku yang sebenarnya kepada
Della, mungkin nasibku tak akan semalang ini..
Kini, hari-hari ku terasa kelabu seperti langit malam yang tak berbintang dan seperti bunga yang nampak kusam.. Sakit
memang, tetapi aku akan tetap tegar dan
bertahan..
Della, tak apa jika aku bukan milikmu.. Tak apa
jika bukan aku yang selalu menemani hari-
harimu.. Dan tak apa pula jika bukan aku yang
selalu membuatmu tersenyum..
"Apakah kau tau aku mencintaimu bila ku ingat dirimu, pernah kah kau sadari ku coba raih hati"
Aku rela tidak menjadi milikmu, aku rela tidak
bisa selalu berada di sampingmu..
Karena, hanya melihatmu bahagia.. Itu
sudah cukup..
Walaupun aku harus menahan sakit dilubuk hatiku ini..!!!
The end
@LLkurniawan
Apakah dirimu yakin dengan cinta? Apakah
yang kamu rasakan saat ini adalah cinta
yang sebenarnya? Apakah cinta itu akan
menjadi abadu untuk selamanya?
Apakah cinta tak pernah membuatmu
terjatuh? Jika ia...
*Di depan gerbang sekolah
"brak..!!" tabrakan yang membuat
langkahku terhenti.
"aduh.. Maaf, maaf, aku
nggak sengaja.." kata seorang perempuan
yang terjatuh karena menabrakku tadi.
"oh,,
nggak apa-apa kok. Kamu gak kenapa-kenapa kan???" ucapku sambil bembantu perempuan itu bangun. "Terimakasih.." kata
si perempuan itu sambil menerima uluran
tanganku.
Sesaat setelah berdiri dan kembali rapi,
perempuan itu langsung saja berlalu dan
mulai mempercepat langkahnya.
Aku terdiam
sejenak, memikirkan apa yang baru saja
terjadi, mengingat-ingat kembali sosok
perempuan itu. Ingin ku kejar, tapi..
"Oiii..!!! Ngapain berdiri kayak patung di situ,,??
Buruan masukk, ini jamnya pak Bambang loh.." suara
dari belakang memanggilku.
"Ehh,, elo ded.." jawabku sambil berjalan menghampiri Deddy yang sudah jalan duluan karena pak bambang si guru killer sudah menunggu.
Deddy adalah sahabatku sejak SMP, dia mempunyai sifat humoris dan suka musik. Yaa,, meskipun orangnya rada-rada aneh
Kami pun mulai melangkah menuju ke kelas
yang jaraknya lumayan jauh dari gerbang
sekolah tempatku berdiri ini.
"tadi di loe sama siapa?"
tanya Deddy di sela-sela langkah kami. "yang
Mana..??" tanyaku kembali.
"yahh.. Pura-
pura bego',,,!! cewek yang nabrak loe tadi,
siapa?" jelas Deddy.
"ooo.. Cewek yang tadi..???
Entahlah gue gak tau,, ketemu aja baru
tadi." jawabku.
"ohh.. Eh, tapi dia cakep juga,
Kira-kira dia kelas berapa yah?".
"iya juga sih,
tapi sudah lah.. Nanti kalau ketemu lagi, kita
kenalan.." janjiku kepada Deddy.
"beneran yah?
Awas lo kalau kenalannya nggak ngajak-ngajak
gue" ancam deddy..
"iya deh.. Gue janji"
jawabku.
*****
Bel pulang telah berdering, gerbang sekolah
ramai dipenuhi dengan siswa siswi yang ingin
pulang..
Tapi pandanganku tak berpaling lagi setelah
ku lihat seorang wanita sedang terdiam manis
di depan gerbang.
"wah, betul kata deddy . Kalau dia
memang cantik" batinku.
Perempuan yang
berdiri itu adalah perempuan yang
menabrakku tadi pagi di depan gerbang sekolah.
Ingin ku hampiri, hanya untuk sekedar
kenalan.. Tapi, baru saja ku memulai langkah,
ia telah di jabat duluan oleh orang lain, dan
ternyata orang itu adalah deddy teman dekatku
sendiri.
"duh, katanya kalau mau kenalan
harus barengan, barengan apaan kalau kayak
gini? Kamfrettt..!!" batinku kesal.
Terpaksa keinginan untuk
berkenalan dengannya kandas di tengah jalan, mungkin
ini bukan waktu yang tepat menurutku..
****
Sesampai di rumah, otakku masih saja
memikirkan siapa sebenarnya wanita itu,
apakah anak baru? Atau hanya aku saja yang
baru melihatnya?
"Agrhhhhh...!!! cewek itu, namanya.. siapa
yah?" batinku. Rasa penasaranku semakin
menjadi-jadi. Di kamar kesayangan, ku coba
mengingat-ingat kembali paras wajahnya..
Sungguh, dia memang menawan. Kulitnya
yang putih, rambutnya yang panjang lurus terurai,
matanya yang indah, apalagi jika ditambah
dengan ekspresi panik seperti tadi.. dirimu
semakin cantik. Ada getaran aneh jika
memikirkannya. Padahal baru ketemu..
Perasaan apa ini? Cinta? Ini tidak mungkin
cinta, tak secepat ini untuk jatuh cinta..
Hari telah berganti lagi. seperti biasanya, ke
sekolah..
Aku adalah siswa di salah satu SMA , namaku lukman kurniawan lengkapnya. Sekarang aku duduk di
bangku kelas XI dengan umur 17 tahun, dan
bicara tentang hobi, aku lebih senang dengan
hal-hal yang berbau musik.
Di sekolah, suasana masih seperti biasanya,
pak satpam yang menjaga di gerbang sekolah,
kepala sekolah yang selalu setia mengelilingi
setiap sudut sekolah, dan para wali kelas yang
sibuk mengkordinir anak muridnya.. Tapi, ada
satu yang beda.. Entah kenapa di pagi ini ada
panggung kecil di tengah lapangan, dan di
sana telah banyak orang yang berkumpul.
Dentingan suara mic mulai terdengar dari
speaker, dan setelah itu terdengar suara
alunan gitar acoustic yang dibarengi dengan
suara yang lembut dan mengalun indah. Terdengar enak dan
merdu di telinga. Rasa penasaran mulai
menyerang pikiranku, ku perdekat langkah ke
panggung. Ingin ku lihat siapa yang menyanyi
semerdu itu. Langkahku semakin dekat, dan
dekat.. Sehingga bisa ku lihat jelas siapa yang
bernyanyi di panggung itu. "itu kan cewek
yang kemarin?" tanyaku di dalam hati.
Sungguh dia memang wanita yang keren.
selain cantik, dia bisa main musik juga,
sambil nyanyi pula. Salut!
"gimana? Keren
kan?" suara dari samping kanan
"keren banget!" Jawabku spontan tanpa menoleh ke arah si penanya.
"kamu suka?" tanya suara itu lagi,
tapi kali ini ku respon dan dibarengi dengan
menoleh
"Ehh,,, elo ded..? Ngapain kamu nanya-
nanya gitu?" Tanyaku balik.
"gini bro, soalnya semua ini
saran gue ke della, biar orang-orang tertarik
masuk ekskul musik" jelas Deddy.
"ooo.. Gitu."
jwabku singkat.
"Della. Nama yang indah.."
puji ku di dalam hati.
Tiba-tiba, suara lembut dari belakang
memecahkan obrolanku dengan Deddy.
"Deddy,,,
makasih yah atas sarannya? Mudah-mudahan,
setelah ini akan makin banyak yang ikut
ekskul nanti"kata della.
"eh, della.. Iya, sama-sama"
jawab Deddy.
Sambil menunjuk ke arahku,,Alya
berkata..
"ummm.. Kamu yang waktu itu kan?
Yang aku tabrak kemarin? Aduh.. Maaf, aku
terburu-buru soalnya..".
"eh, iya. Nggak papa
kok". Jawabku dengan sedikit grogi.
"kenalin,
namaku della delia, panggil aja della.." kata nya spontan sambil
memberi uluran tangannya yang dibarengi
dengan senyum yang indah.
"aku lukman,, sudah
tahu kok dari deddy .." responku sambil
membalas uluran tangannya.
"Hehe.. Kalian
sahabatan yah? Atau lebih dari sahabat?"
canda della.
Belum sempat aku menjawab,
Deddy langsung saja menerobos kayak metro mini yang lagi ngejar setoran
"bener banget!
Kita sering tidur baren, mandi bareng malah".
"wah, klop
banget! Kalian pasangan yang fenomenal.
Hehe.." canda della lagi.
"eh, nggak kok. Gue
masih normal. Deddy tuh yang sering
banget nyolek pantat sesama jenisnya kalau di
kelas. Bela ku yang tak ingin membuat della
menjadi ilfeel.
"iya deh.. Percaya percaya..
Eh, aku duluan yah? Kayaknya banyak yang
minat tuh. Daah..?" kata della sambil
meninggalkan kerumunan penonton.
"daah.."
balas kami secara serentak.
"gile lu! Ngapain
pake bongkar kartu segala?" kesal Deddy
kepadaku.
"Kamfreett,,,yang buka kartu duluan siapa?
Kamu kan? Dasar lo bocah mesum!". Ejekku
kepada Deddy dan berlalu meninggalkan
lapangan menuju ke kelas.
****
Sungguh, della memang cantik.. Dia berbeda,
tak ada yang seperti dia di sekolah.. Humoris,
supel, dan baik.. Wanita Idaman para pria..
Mungkin, aku memang telah jatuh cinta
kepadanya..
Sudah seminggu setelah hari kenalan ku
dengan della. Dan karena kami satu angkatan,
kami selalu berbagi dan sharing tentang
pelajaran sekolah kami.. Tak ku sia-siakan
kesempatan ini. ini adalah ajang yang tepat
untuk mengenal della lebih jauh, dan untuk
mencari tahu apakah dia memang juga
memiliki rasa terhadapku.
"Wan, lo suka sama della yah?" tanya deddy di
sela-sela jam pelajaran.
"suka!!? Nggak lah..
Terlalu cepat untuk suka ded, apalagi minat
buat di jadiin pacar.." Sangkalku meskipun hati kecil berkata lain.
"yang bener..???" tanya Deddy dengan ekspresi tidak percaya pernyataanku.
"yaaa bener lah.." sangkal ku
lagi.
Rasa ini tak akan ku umbar,, kecuali jika della
juga merasakan hal yang sama.. Sedangkan
yang ku lihat saat ini della tidak begitu
memberi sinyal-sinyal yang sangat nyata..
Untuk yang kesekian kalinya, aku dan della
bertemu lagi di jam istirahat sekolah dan
biasanya ngobrol dulu.
Kami mulai sedikit
akrab, sehingga della juga sudah sering
bercanda dan mulai bertanya tentang urusan
pribadiku.
"eh, Awan. Kamu kok ngomongnya cuma sama
aku doang? Aku nggak pernah tuh lihat kamu
ngomong akrab dengan cewek yang lain. Pacar
kamu mana?" sungguh, pertanyaan yang
satu ini membuatku semakin berharap..
"ngg..
Nggak kok, aku biasa juga sih ngobrol sama
yang lain. Tapi nggak ada yang senyambung
kamu. Hehe.." jawabku dengan sedikit
memuji.
"bisa aja kamu.."
ku mulai langkah awalku, aku akan
berkonsultasi kepada
Deddy dan meminta
sarannya..
Baru ku mulai mencari Deddy , tiba-tiba dia
langsung saja muncul dengan ekspresi yang
sangat ceria. "Broo, gue punya kabar gembira.." ucap Deddy.
"ee.. Gue juga punya kali.."
ucap ku juga yang ingin duluan ngomong.
"alah.. Pokoknya gue dulu. Dan kabar baiknya
adalah gue jadian sama della bro.. Gue nggak
nyangka banget. Trnyta PDKT dan
pengorbanan ku selama ini nggak sia-sia bro..
Gila! Keren nggak tuh? Di taman gue nembak
dia di depan teman-teman sekelasnya. Dan
langsung di terima bro.. Eh, lo tadi mau
ngomong apa? Cepetan! Habis ini langsung
gue traktir lo makan sepuasnya di kantin."
jelas Deddy yang ternyata telah jadian dengan
Della.
"wahh, keren bro! selamat yah!"
responku dengan senyum yang ku paksa karena semua yang kuharapkan harus kandas.
"makasih bro.. Nah, sekarang
giliran loe yang cerita." pinta Deddy.
"eh,,, enggak
jadi bro. Jam ekskul udah selesai. Gue ke
kekelas duluan yah?". Alasanku ke Deddy .
"yah,
nggak asik loe, trus traktirannya?" tanya Deddy
lagi.
"kapan-kapan aja,,lagian gue masih kenyang. Duluan broo..
Daah?" jawabku dan berlalu meninggalkan
Deddy dengan perasaan yang tak karuan.
Sungguh, ini mungkin egois. Tapi sangatlah menyakitkan
terasa jika mengingat kembali pengakuan dari
Deddy.. Apa yang harus ku lakukan?
Mengatakan perasaanku kepada della? Tapi
Dia telah menjadi milik orang lain...
****
Sesampai di rumah, aku langsung masuk ke kamarku lalu ku rebahkan badanku di atas ranjang dan hanya bisa
pasrah.. Pasrah atas cintaku yang telah pergi..
Seandainya jika aku jujur terhadap Deddy
tentang perasaanku yang sebenarnya kepada
Della, mungkin nasibku tak akan semalang ini..
Kini, hari-hari ku terasa kelabu seperti langit malam yang tak berbintang dan seperti bunga yang nampak kusam.. Sakit
memang, tetapi aku akan tetap tegar dan
bertahan..
Della, tak apa jika aku bukan milikmu.. Tak apa
jika bukan aku yang selalu menemani hari-
harimu.. Dan tak apa pula jika bukan aku yang
selalu membuatmu tersenyum..
"Apakah kau tau aku mencintaimu bila ku ingat dirimu, pernah kah kau sadari ku coba raih hati"
Aku rela tidak menjadi milikmu, aku rela tidak
bisa selalu berada di sampingmu..
Karena, hanya melihatmu bahagia.. Itu
sudah cukup..
Walaupun aku harus menahan sakit dilubuk hatiku ini..!!!
The end