Adapun Zhu Baoguo, Qiao Nan curiga bahwa Zhu Baoguo telah menonton terlalu banyak drama televisi baru-baru ini. Dia pasti merasa bahwa dialog ini begitu bagus sehingga Dia menggunakannya ketika berbicara dengan Ayahnya.
"Hari ini, Kalian berdua harus bekerja keras untuk mengerjakan pekerjaan rumahmu. Nan Nan, Ayah punya beberapa pekerjaan untuk dikerjakan"
"Ayah, Tahun Baru Imlek akan datang, apa lagi yang harus Ayah kerjakan?" Tanya Qiao Nan karena khawatir.
"Ini hanya beberapa akun yang telah Ayah kerjakan sebelumnya. Ayah sudah selesai dengan itu dan Ayah harus mengirimkannya kembali kepada Mereka sebelum Tahun Baru Imlek sehingga Mereka dapat membayar pekerja Mereka." Qiao Dongliang memegang setumpuk kertas tebal di tangannya. Dia mengikatnya ke kursi belakang sepeda dan menutupinya dengan tas sehingga kertas-kertas itu tidak akan tertiup angin.
"Ayah, hati-hati di jalan. Juga, berhentilah mengambil pekerjaan ini. Ayah tidak berpikir untuk bekerja lembur sepanjang Tahun Baru Imlek, bukan?" Qiao Nan menghela nafas. Ayahnya harus mendorong dirinya sendiri sampai batas untuk mendapatkan lebih banyak uang.
"Tidak, Ayah tahu apa yang Ayah lakukan. Kamu harus melakukan PR-mu dengan Baoguo di rumah." Setelah memastikan bahwa surat-surat itu diikat dengan aman ke sepeda, Qiao Dongliang mengayuh sepedanya dan meninggalkan quad kecil.
____
"Xiao Qiao, Aku punya sesuatu untuk dibicarakan denganmu." Zhu Baoguo menunggu sampai Qiao Dongliang pergi sebelum membahas topik. "Sebenarnya, Ayahku yang mengatakan ini. Itu tidak ada hubungannya dengaku. Ayahku mengatakan bahwa Kamu dan Qiao Zijin hanya berbeda satu tingkat. Jika Kalian berdua pergi ke perguruan tinggi, sangat mustahil bagi Paman Qiao untuk membiayai Kalian berdua secara bersamaan. Maksud Ayahku dalah bahwa Dia akan membayar biaya kuliahmu terlebih dahulu, dan ketika Kamu mulai bekerja dan mendapatkan uang di masa depan, Kamu dapat membayarnya kembali jika Kamu mau. Dengan cara ini, Paman Qiao akan memiliki waktu yang lebih santai. Tidak perlu baginya untuk bersikap keras pada dirinya sendiri, dan Kamu tidak perlu khawatir lagi. "
Yang paling penting adalah Xiao Qiao dan Qiao Zijin tidak mungkin kuliah di saat yang bersamaan. Keluarga Qiao tidak punya cukup uang.
Jika itu terjadi, mengingat perilaku Ding Jiayi yang biasa, Dia pasti akan menghilangkan kesempatan bagi Xiao Qiao untuk melanjutkan sekolahnya sehingga dapat membiayai Qiao Zijin.
Pada saat itu, tidak ada yang tahu apa yang akan dilakukan Ding Jiayi untuk berencana menghalangi Xiao Qiao.
"Aku harus memikirkannya." Qiao Nan tidak berani langsung menyetujui sesuatu yang bermanfaat baginya.
"Apa yang perlu dipertimbangkan? Mengapa Kamu tidak menyetujuinya? Ayahku mungkin bekerja untuk pemerintah, tetapi Dia punya banyak uang. Sangat bodoh untuk tidak menghabiskannya. Apakah Kamu tahu bahwa ada banyak wanita yang mengincar kekayaan Ayahku? Mereka berpikir bahwa semua orang bodoh dan Mereka adalah satu-satunya yang pintar."
"Kamu satu-satunya orang yang akan mengatakan itu tentang Ayahmu. Jika Paman Zhu ada di sini, Dia pasti akan memukulmu," Kata Qiao Nan. "Aku tahu Paman Zhu memiliki minat terbaik untukku, tetapi Dia tidak benar-benar memahami situasi di keluarga Qiao." Dia tidak mengenal Ibunya dengan cukup baik.
"Apa maksudmu? Beritahu Aku tentang itu. Aku akan bisa mengerti, dan Aku pasti akan memberitahu Ayahku."
"Ceritanya panjang. Ngomong-ngomong, katakan saja pada Paman Zhu apa yang aku katakan tadi. Dia akan mengerti." Ibunya adalah seseorang yang tidak bisa menjalani kehidupan yang damai. Dia akan membuat keributan kapan pun memungkinkan, terlepas dari apakah Dia akan membahayakan dirinya sendiri atau orang lain.
Setelah Mereka pindah untuk kedua kalinya, hari-hari di mana Ibunya bersikap baik jauh lebih lama dibandingkan dengan pertama kali Mereka pindah.
Qiao Zijin sudah berada di tahun keduanya tahun ini. Dia akan berada di tahun ketiga di tahun mendatang, dan dalam sekejap mata, Dia akan memasuki perguruan tinggi. Apa yang Ibunya harapkan, untuk saat ini, adalah bahwa Ayahnya akan mendapatkan cukup uang untuk biaya kuliah Qiao Zijin. Karena itu, Ibunya bersikap baik dan tidak membuat masalah. Dia khawatir jika Dia melakukan kesalahan, Ayahnya mungkin sangat marah sehingga Dia memutuskan untuk tidak membiayai Qiao Zijin lagi.
Lagi pula, ada dua anak perempuan dalam keluarga yang ingin belajar di perguruan tinggi, dan nilainya jauh lebih baik daripada Qiao Zijin.
Oleh karena itu, jika Ayahnya harus membuat pilihan, itu masuk akal baginya untuk memilih untuk membiarkan Dia pergi ke perguruan tinggi, dan pada gilirannya, biarkan Qiao Zijin menyerah akan pendidikannya. Bahkan jika Ibunya mencoba segala hal dan cara, Dia tidak akan dapat mengubah keputusan Ayahnya.
Di sisi lain, jika Ibunya tahu bahwa keluarga Zhu akan mempersiapkan biaya sekolahnya di masa depan, Dia akan kembali ke cara lamanya, menjadi tidak takut dan tidak masuk akal. Karena keluarga Zhu telah membiyainya dan Ayahnya mampu membayar biaya sekolah Qiao Zijin, tidak masuk akal jika Ayahnya menolak untuk membiayai Qiao Zijin masuk kuliah.
Karena itu, dalam keluarga Qiao, akan baik memiliki keuangan yang ketat.
"Sangat merepotkan?" Zhu Baoguo sakit kepala.
_____
"Nan Nan, Kamu di rumah?"
"Kakak Zhai?" Mata Qiao Nan berbinar. Dia pergi untuk membuka pintu tanpa memberitahu Zhu Baoguo siapa yang ada di pintu. "Kakak Zhai, apa yang membawamu ke sini? Di mana kakak Zhai Hua? Tidakkah Kalian berdua datang bersama?" Qiao Nan merasakan sedikit kekecewaan ketika Dia tidak melihat kakak Zhai Hua di pintu.
"Dia ada sesuatu, jadi Dia tidak bisa datang hari ini." Dia juga tidak berani datang. "Apakah ada tamu di rumah?" Zhai Sheng mengerutkan bibirnya dan melihat sekeliling. Dia mengambil inisiatif untuk menutup pintu seolah-olah dua adalah pemiliknya. Qiao Nan lalu berjalan di sisinya kedalam rumah.
"Ya, teman sekelasku, Zhu Baoguo, datang untuk mengerjakan pekerjaan rumah denganku." Qiao Nan selalu bersikap baik di depan Zhai Sheng. "Zhu Baoguo, Kakak Zhai ada di sini. Kurasa Kalian berdua pasti sudah saling kenal?"
Zhai Sheng berjalan ke dalam rumah dan berhadapan langsung dengan Zhu Baoguo. Suasana tegang di antara Mereka.
Seolah-olah percikan api beterbangan. Mereka tampaknya saling mengukur dan menjaga milik Mereka.
"Aku telah bertemu dengannya sebelumnya," kata Zhai Sheng sopan. Baginya, Zhu Baoguo adalah orang bodoh yang sulit dihadapi.
Zhu Baoguo mendengus. Baginya, Zhai Sheng adalah seorang munafik yang pandai berpura-pura, berpura-pura menjadi orang baik.
Qiao Nan mengangkat alisnya, merasa bingung. "Kenapa Kalian berdua bertingkah aneh? Seolah-olah Kalian berdua tidak tahan melihat satu sama lain."
"Tidak."
"Bagaimana itu bisa terjadi."
Qiao Nan tersenyum pada penolakan Mereka. "kakak Zhai, duduklah. Aku akan menuangkan secangkir air panas untukmu Zhu Baoguo, Kakak Zhai sangat cerdas. Jika Kamu memiliki kesulitan dengan pekerjaan rumahmu, Kamu dapat bertanya kepada Kakak Zhai. Tidak perlu menungguku."
Kemudian, Qiao Nan menyelinap ke dapur, meninggalkan ruang tamu untuk Mereka.
_____
Begitu Qiao Nan pergi, Zhu Baoguo menjadi cemberut, sedangkan Zhai Sheng memiliki ekspresi dingin di wajahnya, memberi Zhu Baoguo pandangan yang tidak ramah.
Zhu Baoguo memecah kesunyian. "Aku harus berterima kasih karena Kamu telah menjaga Xiao Qiao." Zhu Baoguo merasa tidak nyaman ketika dia diingatkan bahwa sebelum Qiao Nan mengenalnya, dia akan pergi ke kediaman keluarga Zhai untuk membaca buku-bukunya. Dia tidak bisa untuk tidak merasa bahwa Dia telah melewatkan kesempatan penting.
"Dalam kapasitas apa Kamu mengatakan ini kepadaku?" Zhai Sheng tidak marah bahwa Zhu Baoguo telah memimpin, tetapi pertanyaan tajamnya membuat Zhu Baoguo menjadi merah karena frustrasi. Dia tidak bisa memberikan balasan setelah beberapa saat.
Ya, dalam kapasitas apa Dia mengatakan itu?
Jika itu dalam kapasitas sebagai teman sekelasnya, maka Dia terlalu memikirkan dirinya sendiri. Sebagai teman sekelas, Dia tidak punya hak untuk berterima kasih kepada Zhai Sheng atas nama Xiao Qiao. Dia akan terlalu berkulit tebal untuk mengatakan itu.
***