Dari sepuluh yuan menjadi tiga yuan, meskipun Ding Jiayi masih merasa sulit, ada penghematan tujuh yuan. Ding Jiayi diam-diam menghela nafas lega dan pergi untuk menyiapkan makanan.
Melihat Ding Jiayi, Qiao Nan menarik ujung mulutnya dengan mengejek.
Jika Dia mengambil 10 yuan lebih awal, mungkin kabar baik tentang partisipasi Qiao Zijin dalam kompetisi penulisan esai tidak bisa menyelamatkan kehilangan nafsu makan ibunya.
Pikiran bahwa membelanjakan sejumlah uang untuk dirinya sendiri akan membuat ibunya kehilangan nafsu makan dan menderita insomnia, Dia tidak mengatakan apapun.
____
Dalam sekejap mata, dua minggu telah berlalu.
Pada dini hari Sabtu pagi, Zhao Yu sudah siap pergi ke sekolah untuk menunggu guru, ketika mobil sewaan sekolah datang, Dia memilih tempat duduk dan duduk.
"Hei, mengapa hanya ada empat dari kita hari ini, bukankah sekolah Kita memilih lima siswa?" Semua orang cukup awal, tak lama, Zhao Yu melihat tiga siswa yang menghadiri pelatihan dengannya.
"Tidak yakin." Teman sekelas yang lain juga bingung.
"Zhao Yu, bukankah kamu dari Kelas Tiga Satu?" Teman sekelas yang duduk di belakang Zhao Yu mencibir di wajahnya. "Apakah kamu benar-benar tidak tahu atau kamu pura-pura tidak tahu?"
"Apa maksudmu dengan ini?" Dia tidak memprovokasinya?
"Esai Qiao Nan sangat bagus, ia mendapat nilai hampir sempurna dalam dua ujian. Menurutmu siapakah orang kelima ini? Partisipasi Qiao Nan sudah diputuskan oleh sekolah sejak lama. Karena kasus Qiao Nan adalah pengecualian, beberapa orang tidak bahagia, tetapi terlepas dari itu, siapa pun yang pernah melihat esai Qiao Nan akan yakin akan kemampuannya. "
Dia lebih sensitif dari Zhao Yu. Jelas sudah ada lima tetapi hanya empat yang datang untuk pelatihan. Dia sudah bertanya kepada guru tentang hal itu.
Pada akhirnya, itulah yang dikatakan guru. Dia awalnya tidak yakin dan tidak senang. Tetapi setelah Guru bahasa China menunjukkan esai Qiao Nan padanya, Dia tidak bisa berkata apa-apa.
Meskipun Dia menerima ini, Dia juga merasa tidak enak.
Ketika Dia mendengar Zhao Yu mengatakan ini sekarang, teman sekelasnya bahkan lebih tidak bahagia.
"Apa, partisipasi Qiao Nan sudah lama diputuskan oleh sekolah?" Zhao Yu menatap. Tidak heran Qiao Nan merupakan satu dari lima peserta. "Lalu mengapa Dia tidak ikut pelatihan?"
____
"Guru Lee." Pada saat ini, suara Qiao Nan dapat didengar dari luar mobil. "Kuharap Aku tidak terlambat?"
"Tidak, waktunya tepat, cepatlah naik bus." Guru Lee tersenyum membiarkan Qiao Nan naik bus. "Apakah kamu memiliki mabuk perjalanan, jika kamu memilikinya, yang terbaik adalah duduk di depan."
Mereka semua adalah siswa yang akan berkompetisi, Mereka harus berada dalam performa terbaik Mereka.
"Guru Lee, Saya tidak memiliki mabuk perjalanan, Saya bisa duduk di mana saja."
Setelah menaiki mobil, Qiao Nan langsung duduk begitu Dia melihat kursi kosong. Tidak masalah di mana kursi itu berada.
____
Ketika Zhao Yu melihat Qiao Nan lewat di depannya, wajahnya memutih. Bagaimana dengan menampar wajah, kebohongan, dan membual sendiri? Mengapa Qiao Nan benar-benar datang, ini sangat tidak adil!
Mereka berempat dipilih dari sekolah, dan menjalani pelatihan setengah bulan. Atas dasar apa Qiao Nan memenuhi syarat untuk bersaing ketika Dia bahkan tidak menghadiri apa pun, apakah itu adil bagi siswa lain?
Dia memiliki pemikiran ini di benaknya. Tetapi dihadapan guru, Zhao Yu akhirnya tidak berani mengajukan keraguannya, Dia hanya bisa memendamnya dan duduk diam di kursinya.
___
Ketika sudah sekitar satu setengah jam dalam perjalanan, Qiao Nan sudah tidur siang.
Di antara lima siswa di dalam mobil, hanya Qiao Nan yang memiliki mood untuk tidur. Keempat sisanya baik secara konstan merevisi esai Mereka yang telah ditandai dan dikomentari oleh para guru, atau membaca buku-buku penulisan esai.
Selama periode pelatihan, guru memberi Mereka banyak pertanyaan model esai untuk dikerjakan. Pertama, itu sebuah praktek. Kedua, Mereka beruntung jika menebak pertanyaan itu.
Keempat siswa memegang harapan bahwa mereka telah menjawab dengan benar, dan melakukan yang terbaik untuk menghafal esai Mereka sendiri.
Namun, ketika Mereka berbalik dan melihat Qiao Nan tidur nyenyak, dengan kepala yang bergerak dari satu sisi ke sisi lain, Mereka mengertakkan gigi. Qiao Nan ini keterlaluan.!
"Kalian semua harus santai juga, jangan terlalu gugup." Ketika para guru melihat situasinya, Mereka semua tertawa. Qiao Nan jelas adalah seorang gadis muda tetapi sangat santai, Dia masih bisa tidur nyenyak saat seperti ini.
Tetapi Mereka yang duduk di atas mobil yang bergerak sebelumnya tahu bahwa membosankan berada di dalam mobil. Itu sangat tidak kondusif untuk membaca sesuatu dan tidur adalah cara terbaik untuk menghabiskan waktu.
"Baik."
"Oke, Guru Lee," jawab keempat siswa itu dengan lemah. Siapa yang bisa bersantai pada saat seperti itu? Jika Mereka dapat mendapat nilai yang bagus untuk kompetisi penulisan esai ini, Mereka akan diberikan poin prestasi untuk ujian SMP.
____
"Qiao Nan, bangun. Kita sudah sampai."
Setelah mencapai lokasi kompetisi, Guru Lee lah yang membangunkan Qiao Nan.
"Kita sudah sampai?" Qiao Nan menggosok matanya. Dia sedikit bertambah berat badan baru-baru ini. Dia terlihat sangat cantik, wajah mungilnya semerah apel.
"Ya, kita ada di sini." Mata guru Lee melembut, seolah-olah Dia melihat anaknya sendiri. "Minumlah air dan bangun, jangan mengantuk dan kacau saat kompetisi."
"Oke, Aku akan mencuci muka ketika Aku pergi ke kamar kecil nanti." Qiao Nan mengangguk dan meninggalkan mobil, tetapi Dia meninggalkan tas sekolahnya.
____
Setelah Qiao Nan selesai mencuci muka, guru sudah memimpin siswa ke ruang lomba.
"Guru Lee, Saya harus kembali ke mobil, Saya meninggalkan tas sekolah Saya di sana dan penaku juga ada di dalam tas." Qiao Nan memberitahu Guru Lee dan buru-buru mengambil tas sekolahnya dari mobil.
Zhao Yu, yang berdiri di belakang Guru Lee, melihat ini dan Dia tersenyum licik.
"Baik, cepat masuk aula lomba." Para guru dengan cepat menempatkan siswa di kursinya masing-masing. Ketika kompetisi dimulai, bel berbunyi dan semua siswa yang bersaing mulai menurunkan kepala Mereka dan mengamati pertanyaan.
Ketika Dia melihat pertanyaan itu, Qiao Nan sedikit terkejut. Dia sebelumnya telah menulis esai yang sesuai untuk pelajarannya. Kali ini, Dia bisa sedikit malas.
Dia hanya pernah menulis esai itu sekali, dan itu masih perlu sedikit sentuhan. Ini adalah kedua kalinya Dia menulisnya, dengan beberapa sentuhan, seharusnya tidak ada masalah besar.
Setelah memikirkannya, Qiao Nan mengeluarkan penanya dan bersiap untuk menulis. Dia menyelesaikan kata pertamanya tetapi Dia hanya bisa melihat goresan tulisannya, tanpa tinta.
Qiao Nan mengerjapkan matanya. Ini adalah pena baru, bagaimana mungkin?
Qiao Nan, yang menolak untuk percaya pada nasib, mencoba menggosok ujung pena dengan kertas, kalau-kalau ujungnya ditutupi dengan lilin. Namun setelah sekian lama, Dia masih belum bisa menulis sepatah kata pun.
Qiao Nan mengguncang pena dengan kuat tetapi tidak berhasil.
Qiao Nan dengan cepat mengambil pena lain. Dia membawa total tiga pena, tetapi anehnya, ketiga pena yang dulu mudah untuk menulis tidak dapat menghasilkan satu kata pun sekarang!
Zhao Yu, yang duduk di belakang Qiao Nan, diam-diam memperhatikan Qiao Nan. Ketika Dia melihat Qiao Nan menghabiskan waktu lama mencoba pena dan tidak berhasil menulis apa pun, senyumnya melebar.
Kali ini, Dia ingin melihat bagaimana Qiao Nan bisa bersaing dengannya!
***