Chereads / Doomsday Pillars (Indonesia) / Chapter 35 - Angkatan Laut

Chapter 35 - Angkatan Laut

Benny, asisten kepala kota Teluk, telah sangat sibuk beberapa minggu ini. Namun beberapa hari terakhir ini semakin bertambah aneh. Karena hal ini, dia menjadi sangat stress. Bosnya, tiba-tiba liburan Panjang dan tidak dapat dihubungi.. Kemungkinan menikmati semua uang yang dia dapat dari pemilik villa yang baru.

Semenjak kedatangannya 2 minggu lalu, banyak hal telah berubah. Lelaki ini bernama Alex dan telah mengubah villa terbaik di kota menjadi semacam benteng. Gerbang dan Menara pengawas dapat terlihat dari kota Teluk. Benny juga membantu Alex membeli banyak tanah tidak jauh dari kota. Dia berpikir setelah beberapa bulan, dengan lahan yang luas dan pekerja-pekerja, tempat itu dapat menjadi kota yang terpisah.

Setelah memulai konstruksi di villa dan tanah di utara, makin banyak orang berdatangan ke kota. Ribuan orang, Benny mengetahui bahwa sebagian besar adalah pekerja, kemudian kelompok dokter dan ilmuan. Mereka datang ke kota dengan keluarga mereka. Tiba-tiba seluruh hotel dan motel penuh. Hal ini mungkin baik bagi kota, namun masyarakat lokal mulai gelisah. Akhir-akhir ini, semua memburuk, beberapa preman juga datang ke kota. Sebagai pegawai pemerintah lokal, Benny tahu bahwa beberapa dari mereka adalah berandal, terkenal mencari masalah di kota. Seperti preman – preman ini tidak cukup membawa masalah, kemarin, sekelompok tentara juga datang ke kota. Ada lebih dari 200 tentara dan Benny cukup pintar untuk mengetahui bahwa tentara ini tidak seperti tentara pada umumnya.

Preman dan tentara, hal ini hanya berarti masalah… Benny khawatir apabila dia tidak melakukan sesuatu, situasi mungkin akan berubah menjadi perang skala kecil. Benny telah dilimpahi kewenangan terhadap kota itu, saat ini, dia memiliki 20 orang staff yang membantu, namun jauh dari cukup. Minggu lalu, dia terpaksa membawa bantuan polisi lokal. Ini adalah kota kecil, Benny hanya dapat meminta bantuan 50 polisi aktif untuk membantu kota.

TOK TOK TOK !!!

Ketukan di pintu… salah satu dari staffnya masuk dan memberitahu bahwa dia menerima undangan berkunjung ke villa dari tuan Alex. 'sudah waktunya' pikirnya, dia membutuhkan penjelasan. Tentara dan preman ini pasti ada hubungannya dengan Alex ini. Tiba-tiba ….

TTTTOOOOOTTTTT

"…"

Suara kapal dapat terdengar dari dalam kantornya, suara ini mengagetkannya. Ini tidak mungkin suara dari kapal normal. Benny berjalan ke jendela di kantornya di lantai dua.

"…"

Kemarin, pelabuhan penuh dengan dua kapal transport besar dan setengah lusin kapal kecil. Hari ini, terlihat kapal lain, namun ini bukan kapal normal. Ini adalah Kapal perang marinir Indonesia.

Nama : Fatahilan 361

Tipe : Kelas penghancur

Diluncurkan : 19 Juni 1978

Kapasitas : 1450 ton

Panjang : 84 m

lebar : 11.10 m

Mesin : Disel

Kecepatan : 30 knots (56 km/jam)

Jangkauan : 3300 km

Pelengkap : 89

Persenjataan :

1senjata x Bofors 120 mm (4.7 inc), 1 senjata anti pesawat Bofor 40 mm, 2 meriam 20 mm, pelontar roket kembaranti kapal selam Bofors 375 mm, 2 MK32 peluncur untuk torpedo 324 mm.

Ini adalah kapal perang angkatan laut Indonesia. Angkatan laut Indonesia memiliki 8 kapal pengawal dan 24 kapal penghancur. Dari seluruh 24 penghancur, hanya tiga yang masih menggunakan model lama tenaga disel. Seluruh kapal lain antara mengkombinasi mesin dengan motor elektrik atau menggunakan pembangkit tenaga listrik. Ketika Akhir Jaman tiba, hanya tiga dari kapal ini yang dapat digunakan. Ini adalah angkutan istimewa yang diminta alex dari sang Bupati Suryo.

Saat ini, Fatahilah telah berlabuh di pelabuhan kota Teluk. Sekelompok marinir angkatan Laut terlihat keluar dari kapal itu. Mereka membentuk formasi di dok, menunggu seseorang. Ada 80 marinir dan 6 perwira yang terlihat di formasi ini. Beberapa menit kemudian, seorang dengan seragam angkatan laut datang menyapa mereka.

"Komandan Tom, selamat datang! Saya kapten Donnie, Kompi Foxtrot divisi ke 6 pasukan khusus"

Angkatan darat dan angkatan laut memiliki pangkat yang sedikit berbeda, kapten di angkatan darat memiliki rangking yang sama dengan letnan di angkatan laut, jadi rangking komandan Tom satu tingkat lebih tinggi dibandingkan kapten Donnie. Namun sang komandan tahu arti dari divisi ke 6 pasukan khusus. Mereka adalah tentara Deathsquad yang sangat disegani, sehingga, komandan tidak berani bersikap tidak sopan.

"Terima kasih telah menyambut kami, kapten. Kami dari angkatan laut armada kedua, kami datang karena perintah langsung dari admiral angkatan laut armada kedua. Kami diminta untuk mendukung misi kompi foxtrot. Hari ini, tim ini membawa 30 marinir pendukung dan satu platon komando unit Katak dipimpin oleh letnan Russel ini. Perwira lainnya bertanggung jawab terhadap navigasi, perbekalan, teknis dan terakhir, perwira eksekutif, letnan komandan, Karra"

Komando Katak sama populernya dengan Deathsquad, setiap tahun di seluruh negeri, hanya sekitar 30 orang dapat menjadi anggota tetap dari seluruh marinir Indonesia. Fakta bahwa satu platon dari mereka ada disini, berarti sang Bupati benar – benar menggunakan pengaruhnya untuk membantu Alex.

"Selamat datang di Kota Teluk, Bali. Anda datang tepat waktu, rapat baru saja akan dimulai"

Di aula villa Kota Teluk, meja tulis dan kursi telah disiapkan. Aula telah dipenuhi dengan banyak orang. Di satu meja, perwakilan geng Ular Hitam; Jerry, Jacko, Vicky dan Bayu. Di meja kedua, perwakilan dari pusat medis, Dokter Andy dan Dokter Rachel. Di meja ketiga, perwakilan gubernur: Benny dan dua staffnya serta kepala polisi Kota Teluk Roby. Meja keempat adalah para manajer Alex: Nina, Tony, Rina dan Eka. Pada meja kelima, tampak Hendrik, Cindy dan Aria.

Tidak lama, perwakilan angkatan darat dan angkatan laut tiba. Kapten Deathsquad Donnie dan keempat letnannya: Rangga, Mike, Budi dan Harris. Diikuti oleh Komandan Tom, perwira eksekutifnya, Karra, Letnan Russel, dan ketiga perwira lainnya. Total adalah 28 orang.

Situasinya sedikit agak canggung. Berbagai tipe orang asing dari berbagai latar belakang duduk di aula Bersama-sama menghadap satu sama lain. Salah satu meja masih kosong, berada di depan aula. Akhirnnya, pintu terbuka, Alex dan istrinya datang dan melangkah kedalam ruangan, mereka menjadi pusat perhatian seluruh ruangan

"…"

Devita menjadi khawatir menyaksikan situasi ini. Preman berwajah seram dan tentara militer berada di satu ruangan. Dia berpikir apakah suaminya salah masuk ruangan.

Alex berkata dengan percaya diri "Jangan khawatir, ikuti aku". Dia mengenggam tangannya dan berjalan bersamanya ke meja kosong terakhir di bagian depan aula. Devita duduk di salah satu kursi dan kemudian dari belakang, Alex mengenggam kedua bahunya sejenak untuk menenangkannya. Alex perlahan berdiri di depan kelompok itu.

"Selamat datang semuanya, Saya Alex, Fasilitator dari pertemuan ini. Beberapa dari kalian belum berjumpa dengan saya, Kita dapat berbicara dan mengenal satu-sama lain lebih baik nantinya, namun pertama-tama, Saya ingin mengumumkan alasan pertemuan hari ini. Ada bukti yang menyatakan bahwa pada akhir bulan ini, wabah akan menyebar ke seluruh dunia. Bukti ini telah didukung oleh sosok – sosok berpengaruh dan bahkan oleh militer. Kita disini akan membangun markas pertahanan untuk siap menghadapi situasi ini"