Markas di Bali, Pulau Bali.
Empat hari setelah sampainya para tamu dari luar Bali.
Di dalam ruang kerja, Alex sedang melihat-lihat salah satu dokumen dari tumpukan dokumen resmi mengenai negara, pertahanan, dan tribulation yang akan datang. Tumpukan dokumen itu menumpuk di meja di hadapannya, disiapkan oleh Cahya. Cahya sendiri adalah tangan kanan dari Devita, istri Alex sekaligus pemimpin markas ini.
Melihat jumlah data yang dilaporkan di dokumen tersebut, Alex tersenyum kegirangan, persis seperti seseorang yang telah memenangkan lotre. Alex memalingkan wajahnya pada Cahya, pria yang menemaninya di ruangan itu, "Cahya, bagaimana keadaan istriku selama aku bertempur kemarin? Apakah ia bekerja terlalu berat untuk menghasilkan laporan sekomprehensif ini? Apakah istriku menyulitkanmu saat bekerja?"