Pulau Dewata, Bali. Terletak di sebelah timur Pulau Jawa, luasnya 5.400 kilometer persegi, sekitar 10 kali ukuran Singapura. Di musim liburan seperti Desember ini, populasi pulau Bali dapat menembus total 5 juta orang.
Bali terkenal di seluruh dunia karena pemandangan pulau yang spektakuler, pantai, dan keramahtamahan penduduknya. Pulau Bali yang dikenal sebagai Pulau Dewata tidak hanya sekedar untuk promosi wisata. Sejarah pulau Bali telah meninggalkan banyak misteri yang belum terpecahkan. Ada ratusan peninggalan dan candi yang tersisa sepanjang sejarah yang membuat pulau ini juga dikenal sebagai pulau seribu pura.
Salah satu alasan Alex memutuskan untuk sekali lagi menggunakan pulau ini sebagai markas utamanya adalah karena peninggalan dari ribuan pura ini.
Tak lama setelah ilmuwan dunia meneliti ukiran dinding dan teknologi dari Pilar akhir jaman, mereka menemukan banyak sekali kesamaan dengan tanda dan ukiran dari peninggalan tertua bumi.
Seperti ukiran dan tanda di kota bawah tanah yang ditemukan di Turki, Labirin di Mesir, Reruntuhan Bawah Air di Jepang, Stonehenge di Inggris dan banyak lagi. Setelah munculnya Pilar Kiamat, semua peninggalan dan reruntuhan ini akan mulai hidup dan membuka rahasia berupa relik yang dapat membantu melawan para monster.
Dalam pengalaman masa lalunya, para pejuang di Bali menemukan dan memperoleh relik dari 3 lokasi di seluruh Bali. Kali ini Alex berencana untuk mendapatkannya semua.
Alasan kedua untuk memilih pulau ini sebenarnya sangat sederhana: Pulau Bali tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar. Memiliki sumber daya yang cukup dari hutan, gunung, dan laut. Dihuni oleh hanya sepersepuluh jumlah penduduk Jakarta ibukota Indonesia.
Dengan semakin ramainya dan padatnya populasi manusia dalam satu tempat maka akan semakin berbahaya tempat tersebut ketika wabah menyebar. Ketika para manusia yg terkena wabah mati, maka akan ada semakin banyak mayat hidup untuk dilawan.
Alasan terkahir memilih Bali karena sederhanannya ini adalah sebuah pulau di negara Indonesia, dibandingkan Pilar Akhir Jaman lainnya di negara lain, Alex akan lebih mudah untuk bekerja sama dengan orang sebangsanya dan akan ada lebih sedikit hambatan bahasa dan budaya.
Dalam kehidupan sebelumnya, pada bulan desemeber sebelum jatuhnya hari kiamat, Alex dan keluarganya pergi ke Bali untuk liburan tahun baru. Itulah alasan mengapa dia terdampar di sana. Alex bertahun tahun berjuang disana, dia memahami dengan baik orang-orang dan geografi dari pulau tersebut.
Sementara dia masih berencana, dia tidak menyadari bahwa hari sudah siang. Alex mendengar suara mobil datang dan parkir di depan rumah. Alex mendengar keluarganya berjalan keluar dari mobil, suara tawa putrinya membuat jantungnya berdetak lebih cepat. Alex bergegas menghampiri muka rumah dan membuka pintu. Di sana dia kembali melihat senyum di wajah anak dan istrinya. Alex tidak dapat bertahan dan segera memeluk mereka bertiga dengan erat.
"I missed you all"
"..."
"Daddy aneh sekali hari ini
Alex berhenti menyelesaikan rencananya, dia hanya ingin menikmati momen sore itu. Dia menghabiskan waktu bersama keluarganya sampai larut malam. Kemudian setelah makan malam, dia memberi tahu mereka bahwa liburan keluarga tahun ini akan dimulai lebih awal. Alex juga memutuskan untuk membawa seluruh keluarga besar ke Bali.
Alex akan membeli tiket dan seluruh keluarga akan pergi dalam 3 hari. Malam itu setelah membaca buku-buku untuk putrinya dan menyelimuti mereka, Alex berjalan ke kamarnya dan melihat istrinya. Ada begitu banyak hal dalam benaknya yang ingin dia katakan kepada istrinya, tetapi dia tahu dia tidak bisa mengatakanya. Dia harus menjaga rahasia ini, setidaknya untuk saat ini. Ketika Alex berbaring di sebelahnya, istrinya berkata:
"Ada apa, Dad? Aku khawatir, apakah sesuatu yang buruk terjadi?"
"Dalam beberapa hari ke depan, aku akan melakukan beberapa hal aneh. Aku harap kamu bisa pecaya dan menuruti semua permintaanku"
"..."
"Jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja.... semua akan baik- baik saja."
Devita tersenyum dan dia terus berbicara tentang kegiatannya hari ini. Ketika mendengarkan Alex tiba-tiba merasa sangat mengantuk. Malam ini dia hanya ingin mengistirahatkan pikirannya. Rasanya seperti dia tidak pernah benar-benar tidur dalam 10 tahun terakhir. Walaupun banyak kekhawatiran akan hari esok besok, dalam hatinya Alex berkata
"Tidak malam ini"